Krjogja.com - YOGYA - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) DIY bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas (BLKPP) DIY mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi calon pekerja migran Indonesia.
Kegiatan perdana (gelombang I) yang diikuti oleh ratusan peserta itu bertujuan meningkatkan kompetensi angkatan kerja agar lebih siap bersaing di pasar kerja luar negeri.Adapun beberapa pelatihan yang ditawarkan diantaranya Bahasa Jepang, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, Caregiver, Housekeeping dan Spa Therapist.
Baca Juga: Menkes Usul Data Keracunan MBG Diumumkan Rutin Seperti Covid-19
“Program ini merupakan program perdana pelatihan gratis dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Ratusan calon pekerja migran akan diberikan pelatihan gratis dengan fasilitas yang lengkap, sengaja dikemas dengan model boarding (asrama),"kata Kepala BP3MI DIY, Tonny Chriswanto, ST didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY, Ariyanto Wibowo, MHum seusai acara pembukaan pelatihan peningkatan kapasitas bagi calon pekerja migran Indonesia di Aula BLKPP DIY, Kamis (2/10).
Tonny mengatakan, penguasaan ketrampilan dan kompetensi menjadi suatu keharusan bagi para calon pekerja migran dari Indonesia. Oleh karena itu pihaknya mengingatkan kepada peserta agar memanfaatkan waktu pelatihan dengan sebaik-baiknya.
Dengan begitu para peserta bisa benar-benar kompeten dan terserap di dunia kerja. Selain itu adanya program pelatihan diharapkan bisa menjadi solusi konkret untuk mencetak calon pekerja migran Indonesia yang berdaya saing tinggi serta memiliki kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja global.
Dalam kesempatan itu Ariyanto Wibowo menambahkan, program itu muncul dari keprihatinan pemerintah atas banyaknya masukan bahwa sebagian besar pekerja migran kurang memiliki keterampilan dan kompetensi.
Salah satu hak tawar yang akan memberikan nilai lebih apabila calon pekerja sudah memiliki keterampilan dan kompetensi. Oleh karena itu adanya pelatihan secara gratis yang diperuntukkan bagi calon pekerja migran Indonesia diharapkan bisa menjembatani hal tersebut.
"Model pelatihan kami kemas seperti jam pelajaran, dan semua fasilitasnya gratis. Kami berharap semua peserta pelatihan bisa terserap 100 persen ke dunia kerja. Pelatihan ini dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ada untuk para pekerja migran, agar mereka benar-benar kompeten," jelasnya.
Salah satu peserta (calon pekerja migran) yang mengikuti pelatihan Bahasa Mandarin, Imanuel menyambut baik adanya program tersebut. Warga Pakem, Sleman itu berharap dengan mengikuti kegiatan pelatihan, dirinya bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Mandarin sehingga dapat langsung bekerja di China.
"Ke depan pangsa kerja akan didominasi dari China. Oleh karena itu, dengan belajar Bahasa Mandarin, saya berharap bisa meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki," terang Imanuel. (Ria)