yogyakarta

PWI DIY dan GKR Mangkubumi Bersepakat Mendorong Jurnalisme Berkeadaban di Tengah Arus Digital

Jumat, 12 Desember 2025 | 06:42 WIB
Silahturahmi Ketua PWI DIY dan Ketua Dewan Kehormatan PWI DIY dengan GKR Mangkubumi (Foto-Istimewa)


Krjogja.com — YOGYA - Maraknya hoaks, perundungan digital, dan menurunnya kualitas ruang informasi menjadi perhatian utama dalam dialog antara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Daerah Istimewa Yogyakarta dan GKR Mangkubumi, Kamis (11/12/2025) di Gedung Punakawan, Jalan KH Ahmad Dahlan. Pertemuan tersebut tidak hanya menjadi ruang bertukar pandangan, tetapi juga momentum penting bagi PWI DIY untuk menegaskan langkah penguatan organisasi di tengah tantangan era digital.

Dialog menarik tersebut muncul saat Ketua PWI DIY, Drs H Hudono SH dan Ketua Dewan Kehormatan PWI DIY, Anton Wahyu Prihartono MSiKom bersilaturahmi dengan GKR Mangkubumi. Dari PWI DIY didampingi Primaswolo Sudjono, Swasto Dayanto dan Agus Susanto. Sedangkan GKR Mangkubumi didampngi M Irsyad Thamrin SH MH. Silaturahmi tersebut berlangsung hangat dan diisi dengan dialog mengenai kondisi dan tantangan dunia pers di tengah derasnya arus informasi digital. Selain itu membahas pers dan pandangan terkait dinamika jurnalistik di Yogyakarta.

Dalam dialog, Putri Sulung Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ruang informasi saat ini. Ia menilai bahwa banyak konten media, terutama di platform digital, tidak lagi mengedepankan etika dan edukasi.

Baca Juga: PWI DIY Raih Penghargaan Kategori Lembaga Mitra Keterbukaan Informasi Publik dari KID DIY

“Sekarang sering kita jumpai informasi yang mengarah pada bullying (perundungan-red), fitnah, dan hal-hal yang tidak sehat. Apalagi dari media sosial, hoaks itu beredar cepat dan sulit dibendung,” ujarnya.

Ia menilai budaya konsumsi informasi masyarakat berubah drastis, namun tidak semua pihak mampu beradaptasi dengan bijak. Kondisi ini, menurutnya, menuntut pers untuk memainkan peran lebih kuat dalam memberikan rujukan informasi yang berkualitas dan beradab.

Menanggapi hal tersebut, Hudono menegaskan bahwa PWI DIY akan memperkuat fungsi edukasi dan literasi publik melalui jurnalisme yang berpijak pada fakta. Ia menyoroti pentingnya profesionalisme wartawan serta independensi media, terutama ketika tekanan disinformasi semakin meningkat.

Baca Juga: Hudono Kembali Menakhodai PWI DIY, Organisasi Bersiap Menjawab Tantangan Jurnalisme Era Baru

“PWI DIY ingin menjadi bagian dari upaya membangun ekosistem informasi yang sehat, memberikan contoh praktik jurnalistik yang berintegritas, dan menjadikan Yogyakarta sebagai rujukan etika pers,” kata Hudono.
Menurutnya, tantangan terbesar saat ini bukan hanya akurasi informasi, tetapi juga menjaga media dari kecenderungan menjadi alat perundungan atau pembentuk opini yang tidak sehat.

GKR Mangkubumi juga menyinggung bagaimana generasi muda mengonsumsi informasi melalui pola yang cepat dan instan. Ia menilai perlu ada perhatian khusus dari kalangan pers untuk melakukan pendekatan edukatif yang lebih kreatif.
“Kalau literasi media tidak diperkuat, maka ruang publik kita bisa dipenuhi hal-hal yang menyesatkan. Media harus ikut meluruskan,” tambahnya.

PWI DIY merespons dengan menyampaikan beberapa program yang akan dirancang untuk meningkatkan literasi digital, pelatihan wartawan muda, serta penguatan kemitraan dengan berbagai lembaga kebudayaan dan pendidikan.
Audiensi ditutup dengan kesepahaman untuk membangun sinergi dalam penguatan kualitas informasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Baik PWI DIY maupun GKR Mangkubumi sepakat bahwa pers memiliki peran strategis dalam menjaga nilai-nilai budaya dan mendorong edukasi publik.

Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab, menjadi awal dialog yang lebih luas terhadap upaya pembenahan ruang informasi dan pengembangan jurnalisme yang berkeadaban di Yogyakarta.(*)

Tags

Terkini