yogyakarta

Dari FGD Mitigasi Bencana di RTHP Ngampilan: Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Ancaman Hidrometeorologi

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:00 WIB
Eko Suwanto dalam Focus Group Discussion (FGD) Mitigasi Bencana Hidrometeorologi yang digelar di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Ngampilan (Foto Dokumen)

Krjogja.com - YOGYA - Upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana hidrometeorologi terus dilakukan di Kota Yogyakarta. Salah satunya melalui Focus Group Discussion (FGD) Mitigasi Bencana Hidrometeorologi yang digelar di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Ngampilan, Selasa (10/12/2025). Kegiatan ini menjadi ruang dialog bersama antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat dalam merespons meningkatnya risiko bencana akibat faktor cuaca, iklim, dan hidrologi.

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena curah hujan ekstrem, banjir, genangan, angin kencang, hingga potensi longsor kian sering terjadi dan berdampak langsung pada kawasan perkotaan, termasuk Kecamatan Ngampilan. Kondisi tersebut menuntut langkah mitigasi yang adaptif, berbasis data, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat. RTHP Ngampilan pun didorong tidak hanya sebagai ruang sosial, tetapi juga sebagai elemen penting dalam ketahanan lingkungan dan kebencanaan.

FGD diawali dengan sambutan Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, ST MSi, yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan kolektif dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang cenderung meningkat. Ia mendorong penguatan kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga kebencanaan, dan masyarakat agar sistem mitigasi yang dibangun lebih tangguh, responsif, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Eko Suwanto Ajak Warga & Wisatawan Menikmati Wayang Kulit Lakon Kangsa Adu Jago, Apa Maknanya?

Sambutan berikutnya disampaikan Mantri Anom Kemantren Ngampilan, Eko Budi Baskoro SIP yang menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor dalam menurunkan risiko bencana. Lurah Ngampilan, Istikhomah SE, turut menegaskan peran kelurahan sebagai garda terdepan dalam meningkatkan literasi kebencanaan warga. Kegiatan ini dihadiri berbagai unsur relawan dan komunitas siaga, seperti KTB, FKTB, KALTANA, Jagawarga, Redkarmat, serta Linmas Kemantren Ngampilan.

Kepala Stasiun BMKG, Reni Kraningtyas SP MSi, memaparkan potensi iklim ekstrem 2025/2026, dinamika atmosfer terkini, serta prakiraan awal musim hujan dan pola curah hujan dasarian hingga bulanan. Ia juga menjelaskan potensi bencana hidrometeorologi yang perlu diantisipasi, sekaligus langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan yang dapat dilakukan masyarakat.

Paparan dilanjutkan oleh Dr Nurnaning Aisyah SSi MSc, Penyelidik Bumi Madya Tim Mitigasi Bencana Gunung Merapi BPPTKG. Ia menjelaskan kondisi terkini Gunung Merapi dengan status Siaga, termasuk sumber ancaman dari kubah barat daya dan kubah tengah. Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan–barat daya disebut berpeluang berdampak hingga aliran Sungai Boyong, Bedog, Bebeng, dan Krasak.

Baca Juga: Edukasi Kebangsaan Terpangkas, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto Sebut Indeks Demokrasi DIY Bisa Terancam

Dari FGD tersebut, peserta memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dinamika iklim, potensi cuaca ekstrem, serta ancaman geologis yang dapat berdampak pada wilayah perkotaan. Sinergi antarunsur komunitas kebencanaan juga semakin menguat, terutama dalam hal pemantauan situasi, penyebaran informasi dini, hingga kesiapan rencana evakuasi berbasis komunitas.

Secara keseluruhan, FGD ini menghasilkan sejumlah rekomendasi awal, antara lain peningkatan edukasi kebencanaan bagi masyarakat, optimalisasi fungsi RTHP sebagai ruang evakuasi sementara yang aman, serta penyusunan rencana aksi mitigasi yang terintegrasi. Hasil diskusi ini diharapkan menjadi fondasi penting dalam membangun ketangguhan wilayah Ngampilan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi dan geologis di masa mendatang.(*)

Tags

Terkini