analisis-kr

Daya Tahan PTS

Senin, 11 Mei 2020 | 08:20 WIB
ilustrasi Photo by Nathan Dumlao on Unsplash

M Safar Nasir

Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan

PANDEMI Covid-19 kian nyata dampaknya dalam kehidupan sosialñekonomi masyarakat. Berbagai indikator menunjukkan hal tersebut. Bank Indonesia (BI) telah merevisi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,3%. Sejumlah perusahaan tutup dan mem-PHK atau merumahkan karyawannya hingga menyentuh angka jutaan. Aktivitas ekonomi masyarakat menurun bahkan stag.

Hal ini akan mengakibatkan secara makro pendapatan per kapita atau daya beli masyarakat menurun secara signifikan. Sementara itu BI DIY telah menghitung seberapa lama masyarakat yang terdampak Covid-19 ini bisa bertahan. Terhitung sejak akhir Maret 2020, masyarakat DIY rata-rata memiliki tabungan untuk bertahan hidup hanya 1-6 bulan, bahkan dari kelompok itu ada 20% yang tidak memiliki tabungan (KR, 29/4).

Padahal belum ada yang bisa memastikan kapan wabah Covid-19 akan berhenti. Meski telah ada beberapa model yang disampaikan beberapa lembaga untuk memprediksi penyebaran wabah ini dari yang optimis Juli 2020 hingga yang pesimis Desember 2020.Lantas bagaimana dampaknya terhadap sektor pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi?

Jika daya beli atau pendapatan mayoritas masyarakat kita menurun dan tabungan terbatas seperti yang digambarkan di atas, maka bisa dipastikan kemampuan untuk menguliahkan anak akan menurun. Input Perguruan Tinggi (PT) atau mahasiswa (baru) akan menurun. Artinya, sumber pendapatan PT khususnya swasta (PTS) akan menurun.

Tingkat penurunan pendapatan dari mahasiswa baru itu tentu bervariasi antara satu PTS dengan PTS lainnya. Bagi PTS yang segmen pasarnya atau mahasiswanya sebagian besar berasal dari kelas menengah atas relatif tidak akan mengalami penurunan. Karena kelas menengah atas memiliki tabungan yang cukup dan investasi untuk pendidikan anak tetap menjadi prioritas.

Tetapi bagi PTS yang sebagian mahasiswanya kelas menengah atas dan sebagian menengah bawah sebut saja fifty ñ fifty sangat mungkin akan mengalami penurunan mahasiswa baru. Atau penurunan pendapatan yang cukup signifikan sesuai jumlah mahasiswa kelas menengah bawah. Akibatnya akan mengalami sedikit masalah dari sisi pengembangan, tetapi operasional/biaya rutin masih aman.

Sedang PTS yang sebagian besar mahasiswanya kelas menengah bawah akan mengalami penurunan mahasiswa baru atau pendapatan yang sangat signifikan. PTS ini akan mengalami kesulitan dari sisi operasional terlebih pengembangan. Berangkat dari permasalahan itu semua, maka PTS perlu segera mengambil langkah-langkah konkret dan antisipatif agar tetap bisa bertahan dan berkembang ke depan.

Langkah awal harus mampu memetakan kelas sosial ñ ekonomi mahasiswanya untuk mendapat gambaran akan penerimaan mahasiswa baru dan pendapatan. Saat ini juga perlu segera dilakukan langkah mereview/menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APB Perubahan) untuk merumuskan ulang program-program yang menjadi skala prioritas dan menyesuaikan kemampuan finansial.

Dalam situasi yang belum pasti ini juga urgen menyusun beberapa model atau planning. Misal jika terjadi A maka Plan Anya seperti ini, jika terjadi B maka Plan B-nya seperti ini. Juga jika yang terjadi C maka Plan C-nya seperti ini. Langkah-langkah konkret lainnya adalah rumusan penurunan biaya pendidikan. Atau pemberian beasiswa dan penundaan pembayaran tahun pertama atau mungkin tahun kedua untuk antisipasi ketidakpastian berakhirnya pandemi Covid-19 hingga masa transisi masyarakat untuk recovery.

Jika diperlukan intervensi lembaga keuangan seperti perbankan dalam pembiayaan/investasi maka perlu kebijakan khusus pihak otoritas dalam penentuan bunga atau bagi hasil, sebagaimana kebijakan untuk UMKM misalnya. Semoga PTS bisa bertahan. Karena masyarakat bangsa kita berkepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) PT. Bahkan dalam menggerakkan perekonomian daerah. (Artikel ini dimuat di Kolom Analisis KR, Senin 11 Mei 2020)-

Tags

Terkini

Mudik Virtual

Jumat, 22 Mei 2020 | 11:56 WIB

Pasar Rakyat

Senin, 18 Mei 2020 | 01:52 WIB

Digitalisasi Buku

Sabtu, 16 Mei 2020 | 05:12 WIB

Akhir Pandemi

Jumat, 15 Mei 2020 | 04:44 WIB

Kerja Sama

Kamis, 14 Mei 2020 | 08:24 WIB

BST dan Pandemi

Rabu, 13 Mei 2020 | 02:30 WIB

Era New Normal

Selasa, 12 Mei 2020 | 09:56 WIB

Daya Tahan PTS

Senin, 11 Mei 2020 | 08:20 WIB

Pandeminomics

Sabtu, 9 Mei 2020 | 09:41 WIB

Ruang Sosial

Jumat, 8 Mei 2020 | 07:28 WIB

Didi Adalah Kita

Rabu, 6 Mei 2020 | 06:00 WIB

Kembalinya Pendidikan Keluarga

Selasa, 5 Mei 2020 | 07:24 WIB

Disrupsi Pangan

Senin, 4 Mei 2020 | 05:24 WIB

Belajar dari Covid-19

Sabtu, 2 Mei 2020 | 09:25 WIB

Menyelamatkan UMKM

Kamis, 30 April 2020 | 02:12 WIB

'Virus Sosial'

Rabu, 29 April 2020 | 08:00 WIB

Kampung Istimewa

Selasa, 28 April 2020 | 01:27 WIB

Sanksi PSBB

Senin, 27 April 2020 | 06:45 WIB

'Password Stuffing'

Sabtu, 25 April 2020 | 11:07 WIB

THR Bagi PNS

Jumat, 24 April 2020 | 05:47 WIB