analisis-kr

Pragmatisme Pendidikan

Sabtu, 4 November 2017 | 22:37 WIB

MEMINJAM istilah Clifford Geertz, sesungguhnya dunia pendidikan kita ini mengalami satu involusi. Yakni suatu pengrumitan bentuk dan macamnya, namun belum membawa perubahan yang berarti di sisi substansialnya. Dari kulit luar kelihatannya dunia pendidikan kita berkembang pesat —yang antara lain ditandai maraknya pembukaan sekolah, perguruan tinggi dan jurusannya— namun tidak menghasilkan kualitas lulusan yang memadai.

Dunia pendidikan masih hanya direduksi sebagai sarana untuk ‘investasi’ masa depan. Karenanya ‘wajar’ hanya jurusan-jurusan yang ‘basah’ saja yang terus dibuka, tanpa ada filosofi yang mendalam. Fakultas Kedokteran misalnya, kini jadi ‘investasi’ yang menarik bagi universitas, baik yang negeri maupun yang swasta. Demikian pula jurusan yang ‘basah’ lain seperti Fakultas Teknik, Ekonomi, dan sebaginya.

Padahal kini berkembang kebutuhan-kebutuhan baru untuk mengisi job akibat perkembangan global. Ironisnya, anak-anak muda hanya tahu profesi itu kalau tidak menjadi dokter ya insinyur, atau sarjana ekonomi. Pragmatisme menyebabkan tidak banyaknya mahasiswa yang ëkasmaraní dengan ilmu pengetahuan. Apalagi kini muncul ‘abad online’ dengan kecerdasan buatan yang bisa menjadi ancaman sekaligus potensi mengembangkan kreativitas.

Yang menyedihkan, pendidikan pascasarjana juga tidak banyak menghasilkan ilmuwan yang sejati, setidaknya pola pikir dan wawasannya, kecuali hanya sekadar mencari ijazah, terutama untuk melengkapi syarat kenaikan pangkat.

Mestinya master atau doktor sudah bisa mengembangkan skripsi sehingga menjadi bangunan teori baru atau temuan baru. Namun yang terjadi hanyalah ‘skripsi’ yang lebih tebal karena hanya ditambahi variabel penelitiannya belaka tanpa pembaruan substansi keilmuan.

Berbagai penelitian di kampus juga tidak banyak dimanfaatkan karena tujuannya hanya satu, bagaimana bisa tembus publikasi di jurnal internasional (sebagai syarat untuk mencapai profesor), dan bukan untuk dikembangkan sebagai basis keilmuan atau diterapkan. Penelitian yang dianggap ‘ilmiah’ hanyalah yang positivistik. Akibatnya di kampus tidak banyak lahir pemikir atau ‘filsuf-filsuf’ yang dahsyat.

Pendidikan pada dasarnya adalah upaya penanaman sikap hidup, pandangan hidup, nilai-nilai tentang kehidupan, dan keterampilan hidup. Peran para guru lebih ke arah sebagai pamong yang memfasilitasi, memotivasi dan membimbing para siswa agar tahu ‘siapa dirinya’ dan apa potensinya. Sehingga dapat berkembang untuk bekal kehidupannya kelak.

Ditingkat birokrasi, otonomi daerah juga mengubah wajah pendidikan dasar. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kadang bukan figur yang pantas menduduki jabatan tersebut karena tergantung kedekatannya dengan parpol dan kepala daerah. Bisa saja bekas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran atau Dinas Pasar dipindah jadi Kepala Dinas Pendidikan, tergantung ‘Selera’ kepala daerah. Biasanya, setelah pilkada, terjadi mutasi besar-besaran. Kepala Dinas yang tidak pas, akhirnya juga berdampak terhadap sekolah, karena mereka juga ‘berkuasa’ atas kepala sekolah, termasuk proyek-proyek fisik sekolah.

Halaman:

Tags

Terkini

Mudik Virtual

Jumat, 22 Mei 2020 | 11:56 WIB

Pasar Rakyat

Senin, 18 Mei 2020 | 01:52 WIB

Digitalisasi Buku

Sabtu, 16 Mei 2020 | 05:12 WIB

Akhir Pandemi

Jumat, 15 Mei 2020 | 04:44 WIB

Kerja Sama

Kamis, 14 Mei 2020 | 08:24 WIB

BST dan Pandemi

Rabu, 13 Mei 2020 | 02:30 WIB

Era New Normal

Selasa, 12 Mei 2020 | 09:56 WIB

Daya Tahan PTS

Senin, 11 Mei 2020 | 08:20 WIB

Pandeminomics

Sabtu, 9 Mei 2020 | 09:41 WIB

Ruang Sosial

Jumat, 8 Mei 2020 | 07:28 WIB

Didi Adalah Kita

Rabu, 6 Mei 2020 | 06:00 WIB

Kembalinya Pendidikan Keluarga

Selasa, 5 Mei 2020 | 07:24 WIB

Disrupsi Pangan

Senin, 4 Mei 2020 | 05:24 WIB

Belajar dari Covid-19

Sabtu, 2 Mei 2020 | 09:25 WIB

Menyelamatkan UMKM

Kamis, 30 April 2020 | 02:12 WIB

'Virus Sosial'

Rabu, 29 April 2020 | 08:00 WIB

Kampung Istimewa

Selasa, 28 April 2020 | 01:27 WIB

Sanksi PSBB

Senin, 27 April 2020 | 06:45 WIB

'Password Stuffing'

Sabtu, 25 April 2020 | 11:07 WIB

THR Bagi PNS

Jumat, 24 April 2020 | 05:47 WIB