Krjogja.com - BANTUL - Musim hujan membuat jalan-jalan di berbagai daerah menjadi rusak. Termasuk di jalan penghubung antara Patuk menuju kawasan wisata Dlingo. Jalan ini belakangan jadi sorotan netizen DIY dan sekitarnya.
Di pinggir jalan itu ada spanduk yang berisi protes warga kepada pemerintah karena jalan tak kunjung diperbaiki. Bahkan dalam video lain, tampak beberapa kendaraan mengalami kecelakaan di jalan itu.
Tak hanya kendaraan kecil seperti motor, namun juga kendaraan besar seperti bus. Beberapa warganet menyindir lokasi jalan rusak itu sebagai wahana wisata baru bernama 'Jeglongan Sewu' plesetan dari 'Grojogan Sewu'.
[crosslink_1]
Dikutip dari Merdeka.com, salah seorang warganet mengatakan bahwa kerusakan jalan Dlingo-Patuk sudah rusak parah. Apalagi biasanya jalan ini sering dilalui warga desa menuju tempat kerja kalau akses jalan melewati Cinomati mengalami longsor.
“Ya Allah benar-benar menguji kesabaran melewati jalan itu. Mau memilih jalan yang agak rata juga nggak bisa karena nggak ada. The real aspal gronjal lur,” tulis salah seorang netizen.
Dalam video lain, tampak sebuah bus wisata hendak melewati jalan berlubang itu. Namun, bus itu kesulitan berjalan saat salah satu roda masuk ke bagian jalan yang berlubang, sehingga bemper bus itu menyentuh aspal.
“Perusahaan otobis harusnya beradaptasi dengan kondisi jalan terkini. Bukanya ground clearance nya dinaikin malah dipendekin. Gasruk baru sadar,” tulis @wisata_banyumas2020 mengomentari video tersebut.
Netizen menyebut lokasi jalan rusak itu sebagai wahana wisata baru bernama 'Jeglongan Sewu'. Kondisi itu disebut sudah lama dibiarkan dan tak kunjung diperbaiki hingga sekarang.
“Alhamdulillah nggak sia-sia ujian SIM-nya bisa berguna juga buat melewati jeglongan sewu,” tulis @bin_hammam666.
“Salah satu bukti nyata skill mengendarai sepeda motor pas ujian gawe SIM hehehe,” tulis @ardhianitsunani.
Akibat kondisi yang dibiarkan berlarut-larut, warga setempat protes kepada pemerintah. Mereka menuntut agar jalan itu segera diperbaiki.
“Nek pusat raiso ngatasi po kudu cah-cah sek ngatasi? Opo-opo kok cah-cah. Cah-cah yo kesel yo yo,” begitulah bunyi salah satu spanduk yang tertulis di pinggir lokasi jalan yang rusak itu. (*)
