Kadin DIY Prihatin Angka Kemiskinan di DIY Belum Juga Berkurang

Photo Author
- Minggu, 5 Maret 2023 | 15:37 WIB
Hermawan Ardiyanto   (foto: fira nurfiani)
Hermawan Ardiyanto (foto: fira nurfiani)

Krjogja.com - BANTUL - Para pelaku dunia usaha dan industri yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY mengaku prihatin perihal problematika masih tingginya angka kemiskinan di DIY belum kunjung berkurang.


Untuk itu, Kadin DIY bertekad akan berusaha turut andil dalam  menekan tingginya tingkat kemiskinan dengan melakukan harmonisasi pengentasan kemiskinan di DIY.


Harmonisasi pengentasan kemiskinan tersebut diwujudkan dalam penciptaan lapangan kerja khususnya di kantong-kantong kemiskinan di DIY dalam waktu dekat ini.


[crosslink_1]


Wakil Ketua Umum (WKU/0 Bidang UMKM dan Digital Marketing Kadin DIY Hermawan Ardiyanto mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan stakeholder yang lain untuk membuka lapangan pekerjaan di kantong-kantong kemiskinan yang ads di DIY.


Hal tersebut menjadi  rumusan  dalam Rapat Pimpinan Daerah ( Rapimda) DIY yang diharapkan bisa mengeluarkan sejumlah rekomendasi, Rekomendasi peran industri inilah yang akan disampaikan kepada Pemda DIY nantinya.


“Persoalan angka kemiskinan di DIY sebenarnya sudah dijelaskan Badan Pusat Statistik (BPS). Pengurangan angka kemiskinan di DIY justru yang paling cepat di Pulau Jawa. Kendati demikian, fakta kemiskinan di DIY itu tetap ada. Tetapi Kadin melihat satu hal ya1ng simpel tentang kemiskinan yang sebagian besar karena orang tidak bekerja. Sehingga tidak mempunyai pendapatan kemudian tidak bisa belanja atau konsumsi,” tuturnya disela-sela Rapimda Kadin DIY yang berlangsung di Jogja Expo center (JEC) sejak Jumat (3/3) hingga Minggu (5/3/2023).


Hermawan menyebut angka kemiskinan tersebut diukur dari besaran konsumsi yang dilakukan masyarakat. Padahal orang yang tidak menggunakan uang untuk belanja  bukan berarti dia tidak makan terus dikatakan miskin. 


Namun pengertian faktualnya karena orang tersebut tidak bekerja dan tidak bisa belanja sehingga dianggap miskin. Pengeluarannya idi bawah Rp500 ribu per bulan. 


“Kita melihat dari sisi tersebut sehingga kita berpikir bagaimana membuat mereka bisa bekerja. Namun ada persoalan lain yang cukup unik di DIY di mana  orang-orangnya ini ada budaya yang tidak mudah pindah ke daerah lain, khususnya yang ada di Gunungkidul dan di Bantul yang lebih senang tinggal di wilayahnya sendiri meskipun miskin,” ungkapnya.


Oleh karena itu, Ketua Panitia Rapimda Kadin DIY ini menyebut dengan beran pihaknya tengah melakukan i  berusaha menciptakan lapangan kerja di daerah tersebut. Kadin akan berusaha mendorong warga di daerah miskin memiliki usaha sendiri atau dengan kata lain menjadi wirausaha dalam skala apapun.


"Intinya bagaimana mereka bisa berjualan atau menjual apapun sehingga menciptakan ekonomi baru di desa tersebut," imbuhnya.


Sebagai tahap awal, pihaknya akan fokus di wilayah selatan DIY yaitu Gunungkidul dan Bantul serta Kulonprogo. Terdapat 15 Kapanewon yang menjadi kantong kemiskinan di wilayah DIY. Lima belas Kapanewon tersebut akan menjadi sasaran program tersebut. 


"Kadin DIY kngçgin membantu mereka dari aspek pemodalan dan sara adana produksi apa yang memang dibutuhkan di daerah tertentu. kiráa-kira apa arah kita strategi kita untuk terlibat membantu penanganan kemiskinan dalam pengertian harmonisasi,"" terangn Hermawan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X