Krjogja.com - BANTUL - SMAN 1 Kasihan Bantul mewajibkan siswanya mengikuti upacara bendera dengan tata cara dan bahasa Jawa, termasuk pakaian adat Jawa setiap hari Kamis Pahing. Kegiatan seperti ini tidak dilakukan di SMA lainnya di Bantul.
Kepala SMAN 1 Kasihan, Sarwono MPd Kamis (19/1) mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan berbasis budaya yang dilaksanakan di sekolah menuju terwujudnya Insan yang berkarakter , berprestasi dan berbasis budaya Jawa 2025. Sebagai lembaga pendidikan berbasis budaya, SMAN 1 Kasihan menerapkan berbagai nilai- nilai yang mencerminkan budaya setempat , nilai karakter yang dikembangkan SMAN 1 Kasihan kepada peserta didik merupakan penjabaran dari pemahaman cita- cita lembaga pendidikan.
BACA JUGA :
Prumben Mbelah Duren Angkat Potensi Lokal
Soal Ceramah Cak Nun, Wamenag : Kritik Boleh Sarkastik Jangan
Program sekolah berbasis budaya di SMAN 1 Kasihan sudah berjalan, maka program ini perlu dilanjutkan dengan peningkatan managemen kendali mutu dan informasi publik, sehingga tidak hanya dirasakan warga sekolah tetapi juga dirasakan masyarakat belajar.
"Implementasi Sekolah Berbasis Budaya perlu juga dukungan dana, regulasi dan pemangku kepentingan sehingga pemahaman dan persepsi sama oleh semua warga sekolah sama dalam kesatuan visi, misi dan aksi guna mencapai tujuan institusi," ungkap Kepala SMAN 1 Kasihan.
Sementara SMAN 1 Kasihan tahun ini genap usia 45 tahun, maka mulai Januari 2023 hingga puncaknya pada 1 April 2023 diadakan rangkaian Lustrum IX SMAN 1 Kasihan bertema ' Berkarakter dan berbudaya untuk meraih prestasi'. Berbagai kegiatan yang dilakukan bakti sosial, kegiatan budaya, berbagai lomba seni budaya, ketangkasan atau olah raga dan lomba lainnya.
"Ke depan kami ingin melestarikan budaya Jawa sesuai dengan visi sekolah yang berbasis budaya Jawa dan menjadi Iconnya," pungkas Sarwono. ( Jdm ).