Petani Bantul Hadapi Serangan Hama Pathek

Photo Author
- Selasa, 1 November 2022 | 18:25 WIB
Petani di Sanden Bantul menyortir cabai yang terserang pathek (Sukro Riyadi)
Petani di Sanden Bantul menyortir cabai yang terserang pathek (Sukro Riyadi)

Krjogja.com - BANTUL - Sektor pertanian begitu sulit berdiri kokoh ditengah serangan hama. Harapan besar petani meraup untung berlipat menguap setelah serangan penyakit tidak bisa ditanggulangi. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul bagaimana membuat petani bertahan dari gempuran penyakit.


Seorang petani lahan pasir Srigading Sanden Bantul, Mugari, Selasa (1/11) mengatakan, serangan penyakit pathek datang bergelombang setelah intensitas hujan meningkat. Pada awal hujan waktu itu serangan penyakit tidaklah masif. Sehingga petani masih bisa memanen cabai di lahan. Karena persentase cabai yang diserang sangat kecil. " Waktu itu setiap 4 hari sekali masih bisa petik dengan harga jual kisaran Rp 24.000,-Rp 28.000/kg," ujar Mugari.


Tapi tidak berselang lama, intensitas hujan mengalami peningkatan sangat dratis. Demikian juga serangan patek pada buah cabai juga semakin sulit dikendalikan. Mugari dan petani lain sudah berupaya semaksimal mungkin meredam serangan pathek. Mulai dari cara semprot kimiawi dan juga organik. Namun semua usaha belum membuahkan hasil. "Setelah hujan terus-terusan, pathek semakin menggila dan semua cabai diserang pada membusuk. Akhirnya kami diamkan saja harga jual juga anjlok," ujarnya.


Sebenarnya pada saat tanaman diserang penyakit, boleh dibilang baru setengah jalan masa panen. Karena belum sampai 10 kali petik, tetapi karena kualitas cabai merosot dan membusuk. Sementara berbagai langkah yang ditempuh petani masih kesulitan menangkis serangan itu. "Kalau tanaman ini tidak diserang pathek, panen bisa 15 kali bahkan lebih. Tetapi dengan kondisi sekarang ini, sudah tidak punya harapan," ujarnya.


Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Imawan Eko Handriyanto didampingi pejabat fungsional, Dewi Novitasari, S.P. mengatakan, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) cukup beragam diantaranya, penyakit tusuk buah. "Ada hama, penyakit, gulma, hama itu adalah organisme yang mengganggu tanaman kebanyakan atau sebagian besar itu dari serangga. Sedangkan penyakit organisme pengganggu tanaman yang penyebabnya dari virus, bisa dari nematoda, bisa dari bakteri dan juga jamur," ujarnya.(Roy) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X