Orangtua Pasien Gagal Ginjal Misterius Ceritakan Kondisi yang Dialami Putrinya

Photo Author
- Kamis, 20 Oktober 2022 | 18:21 WIB
ilustrasi (dok)
ilustrasi (dok)

Krjogja.com - BANTUL - Kasus gagal ginjal misterius pada anak terjadi di DIY dan setidaknya dialami 13 anak usia 7 bulan hingga 18 tahun. Yusuf Maulana (44) ayah dari bayi 7 bulan, salah satu yang meninggal dunia pun menceritakan situasi yang dialami mendiang putrinya beberapa waktu lalu.


Sang putri yang saat itu berusia 7 bulan 2 hari meninggal dunia pada 25 September di RSUP Dr Sardjito. Yusuf pun nenceritakan bahwa putri kelimanya itu masih sehat pada 16 September dan ceria ketika diajak ibunya berkegiatan di sekitar rumah di Kecamatan Sedayu, Bantul.


“Anak saya dipanggil pada 25 September. Termasuk kasus yang sangat cepat. Dia 7 bulan persis, menjelang 7 bulan. Baru MPASI (makanan pendamping ASI) dan MPASI-nya juga hanya produk buatan istri saya. Dan merk umum dan BPOM semua lolos seperti biskuit. Tidak ada susu formula. Semua aman. Kita memang agak hati-hati karena saya dan istri ngerti hal itu,” ungkap Yusuf.


Pada Sabtu (17/9/2022), diceritakan Yusuf sang putri mulai demam dan tatapan kosong. Namun, saat itu, sang anak masih lahap saat makan MPASI meski Yusuf mulai merasa air seni putrinya mulai berkurang, dugaannya karena produksi ASI ibu sedang tak terlalu banyak.


“Hari Sabtu masih relatif sehat cuma ada demam. Sudah mulai agak ini kosong tapi sangat sebentar itu. Belum ada gejala kejang yang panjang. Jadi kami anggap ini deman biasa tertular sama kakak-kakaknya. Minggu (18/9/2022) intensitas kejang mulai meningkat. Kemudian tatapan kosong yang hari sebelumnya sudah terjadi juga makin sering, tapi masih mau makan MPASI,” sambungnya.


Pada Senin (19/9/2022) kondisi bayi perempuan itu masih lahap makan MPASI, namun kejang yang dialami makin panjang. Yusuf berpikir bahwa dehidrasi yang dialami ET makin parah sehingga untuk pertama kalinya ET diberikan susu formula.


“Disentri nyaris ciri itu nggak ada, anak kami hanya mencret hari Senin jam 3 sore kali pertama dikasih sufor. Maghrib kesadaran makin berkurang kami bawa ke klinik dan bidan terdekat di Sedayu. Di sana, disarankan untuk dibawa ke rumah sakit dan akhirnya di bawa ke PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan rumah sakit terdekat. Ternyata kondisi sudah amat sangat menurun. Di situ dokter juga sudah menyebutkan beberapa ciri-cirinya seingat saya, paru-paru menurun fungsinya,” kenang Yusuf.


Di IGD rumah sakit itulah kondisi ET mengalami drop hingga kemudian disarankan membawanya ke RSUP Dr Sardjito. Namun karena ruang PICU rumah sakit masih penuh, maka dibawa ke PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta dan dirawat di inkubator.


“Karena dokter yang menangani di PKU sama dengan yang di Sardjito. Setelah tersedia ruang PICU, pada Selasa (20/10/2022), langsung dibawa RSUP Dr Sardjito. Saat itu, saya merasa ada hal yang aneh atas penyakit anak saya. Kondisinya pun makin menurun dan ternyata sejumlah organ sudah menurun fungsinya. Anak saya paru dulu tapi sisanya kena semua, liver, saraf dan ginjal. Dokter lumayan kooperatif saat menangani anak saya. Dokternya ada dokter saraf, dokter organ dalam, dokter anak,” ungkapnya lagi.


Selama di Sardjito bayi perempuan 7 bulan itu dirawat dengan sejumlah alat bantu. Saat itu, menurut Yusuf sang anak sudah tidak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia pada 25 September. Yusuf mengatakan bahwa rumah sakit mengkategorikan anaknya sebagai acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut.


“Kami ditracing, Covid no, parasetamol tidak ada. Ibunya aja yang kalau dikaitkan parasetamolnya berupa tablet. Itu pun juga sebelum tanggal 16 September. Obat-obatan tidak pernah. Riwayat keluarga besar kami alhamdulillah bagus tidak ada penyakit ginjal dan sebagainya. Dan dokter menyatakan secara fair ini misterius. Jadi secara umum seperti itu sangat cepat banget ini (penyakit) menyerangnya. Itu saya kira jam demi jam itu sangat berharga karena penurunannya drastis banget,” tandas dia.


Di Sardjito, ada enam pasien bayi dan anak-anak yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut misterius itu. Saat ini tim dokter masih melakukan telaah penyebab terjadinya gagal ginjal akut misterius itu. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X