Krjogja.com - BANTUL - Lamanya waktu mempersiapkan pakan terutama saat pemotongan rumput gajah, menjadi salah satu kendala yang dihadapi Kelompok Ternak Andhini Rejo di Padukuhan Bibis, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul saat ini. Apalagi pemotongan rumput gajah masih dilakukan secara manual.
Penggilingan limbah kotoran sapi dan sisa pakan untuk pembuatan kompos juga masih secara manual, sehingga kapasitas produksinya sangat rendah dan tidak bisa memenuhi permintaan kompos dari wilayah sekitarnya.
Kelomnak dengan usaha penggemukan sapi yang beranggotakan 35 peternak dengan jumlah ternak 70 ekor sapi ini juga menghadapi masalah pencemaran lingkungan. Limbah kotoran dan sisa pakan tidak dapat dengan cepat diolah menjadi kompos sehingga terjadi penumpukan di sekitar kandang dan menyebabkan polusi bau.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat (TPM) IST AKPRIND Yogyakarta bersama Kelomnak Andhini Rejo bersinergi melalui Program Penerapan Iptek kepada Masyarakat (PIM) Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Tahun 2022.
Menurut Ketua TPM IST AKPRIND Dr AA Putu Susastriawan ST MTech IPM didampingi Dr Muchlis dan Ir Bambang W Sidharta MT, diseminasi teknologi tepat guna berupa satu unit mesin potong rumput dan satu unit mesin pengaduk kompos dapat membantu Kelomnak Andhini Rejo dalam menyiapkan pakan serta pembuatan kompos.
"Mesin teknologi tepat guna yang didiseminasikan ini sangat mudah dioperasikan, sehingga peternak pun mudah menggunakannya," ujar Putu, Selasa (4/10/2022).
Ketua Andhini Rejo Sarjiman menyampaikan apresiasi atas bantuan TPM IST AKPRIND ini. Mereka berharap mesin potong rumput dan pengaduk kompos hasil Program PIM ini dapat membantu peternak dalam menyiapkan pakan dan pembuatan kompos, sehingga lebih efisien, efektif dan produktif, sekaligus mampu mengatasi permasalahan lingkungan khususnya bau dari limbah ternak sapi. (San)