BANTUL - Ratusan hektare lahan pertanian di sejumlah wilayah di Bantul terendam setelah air meluap tanpa bisa dikendalikan. Ada beberapa komoditas ditengarai bakal kurang maksimal hasil panennya. Sementara Komisi B DPRD Bantul melakukan pantauan untuk mengetahui dampak banjir.
"Khusus di Kapanewon Bambanglipuro area yang terdampak luapan air 287 hektare lahan kacang tanah, serta 269 lahan jagung. Tetapi tanaman tersebut relatif aman karena sudah masuk masa panen," ujar Ketua Komisi B DPRD Bantul, Wildan Nafis SE didampingi Wakil Ketua Komisi B DPRD Bantul, Aryunadi SE disela memantau lahan di Sidomulyo Bambanglipuro Bantul. Dalam kunjungan tersebut juga didampingi Kabid Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Ir Imawan Eko Handriyanto MP.
Wildan mengatakan, memang ada lahan terdampak banjir. Tetapi melihat dari aspek umur sudah masuk masim panen. "Khusus di Bambanglipuro relatif aman karena sudah masuk masa panen, hal tersebut sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh petugas PPL dilapangan tadi," ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo mengatakan, secara keseluruhan lahan pertanian di Imogiri yang terendam banjir lahan sekitar 50 hektare. Sedangkan di Tirtohargo Kretek dan Srigading Sanden lahan pertanian yang terendam banjir mencapai 60 hektare. "Tanaman yang terendam didominasi tanaman cabai, kacang tanah, jagung hingga padi," ujarnya.
Menurutnya, komoditas pertanian yang berpotensi gagal panen jenis cabai merah besar. Tanaman ini jika terlalu banyak air menyebabkan buah cabai cepat layu dan membusuk. Terkait kerugian, DKPP hingga saat ini belum bisa memastikan. Pihaknya baru mendata lahan yang terendam air dan kemungkinan tanaman pertanian yang mati akibat terendam air. (Roy)