Paguyuban Sekar Pangkur Lestarikan Budaya Yogya

Photo Author
- Senin, 3 Oktober 2022 | 12:38 WIB
 Pementasan kesenian dari Paguyuban Sekar Pangkur (Sukro Riyadi)
Pementasan kesenian dari Paguyuban Sekar Pangkur (Sukro Riyadi)

Krjogja.com - BANTUL- Dirintis tahun 2010, Paguyuban Sekar Pangkur kini masih eksis ditengah gempuran hiburan modern. Kerja keras dan komitmen kuat membuat paguyuban tersebut kian semangat dalam melestarikan budaya klasik diantaranya hadrah, campur sari hingga seni klasik ini. Bahkan atas dedikasinya itu Kementerian Sosial lewat Dinas Sosial DIY memberikan bantuan sosial bagi Paguyuban Sekar Pangkur.


Ketua Paguyuban Sekar Pangkur, Kabupaten Bantul, Suparno, Sabtu malam lalu mengatakan, paguyubannya terbentuk 12 tahun lalu. Waktu itu pada awalnya sekadar kumpul-kumpul beberapa orang. "Sebelum akhirnya dibentuk, waktu itu bersama teman teman bicara kesana- kemari, ada yang bawa terbang atau alat kesenian" hadrah dilanjutkan main hadroh dengan syiar islami," ujarnya disela penyerahan bantuan sosial dari Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial DIY kepada Paguyuban Sekar Pangkur, Sabtu malam lalu.


Seiring perjalanan waktu, pertemuan makin intensif. Sehingga Paguyuban Sekar Pangkur dengan modal alat seadanya akhirnya terus berkembang. "Sejak awal tujuannya non politik atau sosial. Hanya kumpul-kumpul saja kebetulan suami istri dan pertemuannya keliling,"ujarnya.


Sekarang jumlah angggota paguyuban 25 orang dengan tiga kesenian kerap dipentaskan yakni hadroh, campursari dan kesenian klasik. "Kita punya tempat pertemuan, latihan hadrah, campur sari hingga kesenian klasik di Kampung Pedak, Padukuhan Bantul Warung, Kalurahan Bantul, Kapanewon Bantul,"ujarnya.


Ketika pentas, dari 25 orang anggota bisa dibagi untuk tiga agar semua kesenian bisa dipentaskan. Suparno mengatakan, Paguyuban Sekar Pangkur sudah pernah tampil di TV. Waktu itu juga diminta Pemda Bantul mengisi sebuah acara kesenian, hingga melayani warga masyarakat yang memiliki hajat seperti midodareni atau pengajian yang diawali dengan pentas hadrah.


Karena selama pentas sama sekali tidak ada biaya alias gratis. Sehingga selama 10 tahun Paguyuban Sekar Pangkur tidak memiliki kas. "Tahun ini kita dapat bantuan sosial dari Kemensos melalui Dinsos DIY senilai Rp 50 juta dan akan digunakan untuk membeli peralatan (gamelan), pakaian untuk pentas serta dibelikan bibit ikan gurami dengan dan kolam terpalnya," jelasnya.


Sementara Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial DIY, Sigit Alifianto mengatakan, tahun lalu paguyuban mengajukan bantuan sosial untuk menguatkan kearifikan lokal. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X