BANTUL, KRJOGJA.com - Sosialisasi pembuatan dan penggunaan ecoenzyme untuk pencegahan dan pengobatan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang dilakukan tim dari PMI Bantul mendapat respon dari para peternak atau pemilik sapi wilayah rawan penularan PMK di Bantul. Karena penggunaan ecoenzyme terbukti mampu mencegah penularan PMK.
Sosialisasi pembuatan dan penggunaan ecoenzyme dilakukan PMI Bantul sejak Juli 2022 hingga saat ini terus berlangsung hingga 15 September 2022 mendatang. Senin (05/09/2022) kemarin Kapanewon Pajangan dan Sedayu, Rabu (07/09/2022) besuk di Kapanewon Kasihan.
Humas PMI Bantul, H Haris Syarif Usman SH SKm didampingi sekretaris PMI Bantul Budianto AMd mengemukakan, wabah PMK ini termasuk dalam kegawatdaruratan nasional sehingga penanganannya oleh BNPB. Sebagai bencana sosial ini merupakan bagian tugas dari PMI untuk ikut dalam upaya pencegahan dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan dan penggunaan ecoinzimy.
Memilih menggunakan eco enzyme, karena ramah lingkungan dan efektif sehingga dampak perekonomian akibat PMK isa dicegah membekali ilmu kepada para peternak. Ecoenzyme adalah larutan komplek hasil permentasi dari limbah buah dan sayuran, gula merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme.
Sementara Panewu Anom Pajangan, Murwat menyambut baik dan sangat berterima kasih kepada PMI Bantul yang gigih mensosialisasikan pembuatan dan penggunaan Ecoenzyme, sehingga diharapkan PMK bisa segera hilang dari wilayahnya. Di Pajangan dan Sedayu kemarin diikuti 5 kelompok peternak. Sebagai nara sumber menghadirkan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul. (Jdm)