Kompetisi Inovasi Publik, Bantul Seroja Masuk Top 45

Photo Author
- Minggu, 31 Juli 2022 | 11:50 WIB
Ibu- ibu Asman Toga Padokan Lor Kasihan sedang membuat jamu. (Foto: Judiman)
Ibu- ibu Asman Toga Padokan Lor Kasihan sedang membuat jamu. (Foto: Judiman)

BANTUL, KRJOGJA.com - Bantul Sehat Ekonomi Karo Jamu (Seroja) masuk Top 45 dalam ajang Kompetisi Inovasi Publik tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), setelah lolos bersaing di penyisihan Top 99.

Berdasarkan SK Kemenpan RB No 289 tahun 2022, Inovasi Bantul Sehat Ekonomi Karo Jamu (Seroja) masuk dalam kategori Ketahanan Institusi Publik di masa pandemi dan antisipasi di masa pasca pandemi Covid -19.

Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih Sabtu (30/7/2022), mengungkapkan, Bantul Seroja hadir di masa pandemic Covid-19 tidak hanya untuk sektor kesehatan, tetapi juga ekonomi dimana ramuan jamu yang di produksi dari kelompok wanita tani di padukuhan menjadi minuman kesehatan yang mampu meningkatkan pendapatan sebesar 108,3 persen pada tahun 2021.

"Jumlah pengusaha jamu juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2020 sebanyak 244 orang meningkat menjadi 444 orang atau meningkat 81,9 persen ."ungkap Bupati Bantul.

Selain masalah pandemi, masalah stunting yang merupakan masalah prioritas nasional juga menjadi fokus utama pemerintah Kabupaten Bantul untuk menurunkan angka stunting.

Bantul Seroja menjadi salah satu upaya penanganan stunting di Kabupaten Bantul. Melalui pelayanan kesehatan tradisional pijat tumbuh kembang bayi dan Balita ditambah dengan pemberian ramuan jamu untuk Balita menjadi layanan yang dikembangkan di Puskesmas.

Konsep kebaruan inovasi Bantul Seroja , yakni pertama integrasi pelayanan kesehatan tradisional dengan pelayanan kesehatan konvesional di Puskesmas. Yang kedua, pengembangan pelayanan kesehatan tradisional empiris dengan meningkatkan diversifikasi produk jamu , baik dari sisi bentuk produk jamu yang terus berkembang variasinya, maupun dari sisi manfaat atau khasiat produk jamu yang terus ditingkatkan.

Pengembangan dimulai dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional integrasi di 5 Puskesmas dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional empiris melalui pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan dusun asuhan mandiri kesehatan tradisional. Pembinaan dan pelatihan terintegrasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain yang ada di Bantul. Secara bertahap inovasi terus dikembangkan di 17 Kapanewon se Bantul. (Jdm)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X