BANTUL, KRJOGJA.com - Potensi zakat di Kabupaten Bantul yang mencapai Rp 18 miliar, belum tergarap optimal. Sejauh ini dalam setahun masih dikisaran Rp 6-7 miliar. Salah satu pemicunya ialah kesadaran masyarakat untuk berzakat perlu ditingkatkan.
"Insya Allah kalau masyarakat sudah paham kemudian akan bergerak untuk berzakat. Karena potensi zakat yang ada di khususnya di Bantul sekitar Rp 18 miliar. Tetapi sekarang baru terkumpul sekitar Rp 6 miliar mudah-mudahan dengan pengurus Baznas yang baru bisa mengoptimalkan pengumpulan dan juga pemberdayaan zakat di Kabupaten Bantul, " ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten (Kankemenag) Bantul H Aidi Johansyah, SAg MM disela launching bersama Gerakan Wanita Wakaf Inisiasi Mandiri (Gertak Diri) bersama Penyuluh Agama Islam Kabupaten Bantul di Tembi Timbulharjo Sewon Bantul, Selasa (17/7).
Dijelaskan, banyak faktor sehingga pengumpulan zakat selama belum optimal. Salah satunya kesadaran berzakat mesti ditingkatkan dengan edukasi. "Selain itu pengurus baru tersebut harus lebih profesional, lebih aktif lagi dalam mendorong masyarakat untuk berzakat," ujarnya.
Oleh karena itu, lahirnya program Gertak Diri bersama Penyuluh Agama Islam Kabupaten Bantul menjadi spirit dalam rangka membangun gerakan cinta wakaf dan cinta zakat. "Program Gertak Diri ini hanya salah satu bagian gerakan cinta wakaf, cinta zakat. Saya tentu sangat mengapresiasi bapak Masquri yang menginisiasi," ujarnya.
Sementara Penyuluh Agama Islam dari KUA KUA Sewon sekaligus wakil Bantul dalam lomba penyuluh teladan DIY,
Masquri SAg mengatakan, program Gertak Diri bersama Penyuluh Agama Islam sebagai salah satu cara dalam mendorong mayarakat untuk mewakafkan hartanya. Sehingga perlu dikembangkan potensi yang besar salah satunya dari wakaf.
"Ini kita kembangkan lewat suatu gerakan yaitu gerakan wanita wakaf inisiasi mandiri yang kita laksanakan di majelis-majelis taklim. Sebagian besar Majelis Taklim di Bantul dan juga mungkin di Daerah Istimewa Yogyakarta itu sebagian besar itu wanita. Makanya kita masuk lewat penyuluh agama yang menjadi garda terdepan dalam kita mensosialisasikan untuk berwakaf, "ujarnya. Dijelaskan, wakaf itu tidak harus menunggu kaya, dan tidak harus tanah. "Tapi ternyata kita bisa berwakaf lewat uang tunai," ujarnya. (Roy)