TPST Piyungan Sudah Mencemaskan, Dewan: Kita Jangan Menutup Mata

Photo Author
- Selasa, 6 Juli 2021 | 11:03 WIB
Kendaraan melakukan bongkar muatsampah di TPST Piyungan, Selasa (6/7). KR-Sukro Riyadi
Kendaraan melakukan bongkar muatsampah di TPST Piyungan, Selasa (6/7). KR-Sukro Riyadi

PIYUNGAN, KRJogja.com - Persoalan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan mesti mendapat prioritas lebih untuk dicarikan solusi. Anggota dewan Kabupaten, Bantul, Sleman serta Kota Yogyakarta harus ikut memberikan sumbangsih pemikiran memperhatikan urusanyang sangat mendasar tersebut. Sementara kondisi TPST Piyungan sekarang sudah mengkhawatirkan lantaran makin overload.

"Jangan sampai baik dewan, pemerintah, kabupaten, kota dan Pemda DIY menutup mata dengan permasalahan yang sangat mendasar bagi masyarakat ini, harus ada jalan keluar, TPST sekarang sudah overload," ujar anggota KomisiC DPRD DIY, H Amir Syarifudin, Selasa (5/7).

Terkait dengan perluasan TPST yang tengah jadi polemik. Politisi PKS tersebut mengatakan, jika yang menentukan kajian, Detail Engineering Design (DED) dan lainnya di kementerian di Jakarta. Sedang pemerintah DIY sejauh ini sebatas menyiapkan anggaran pembelian tanah sekitar 6 hekatare, sekitar Rp 14 miliar lebih.

"Itu (anggaran-red) sudah disepakati oleh Banggar, Gubernur dan DPR dalam rapat paripurna. Anggarannya sudah ada, kalau perlu bagi masyarakat yang ingin mengetahui, silakan datang ke DPRD DIY nanti kami jelaskan, " ujar Amir.

Amir menegaskan, mestinya ada pendampingan bagi keluarga yang sakit dampak dari limbah TPST tersebut. Karena dengan bakteri ecoli dengan pencemaran sumur sudah mengkhawatirkan. Karena penanganan limbah yang sangat tidak profesional. Menurutnya sekarang ini terjadi pengelabuhan di TPST.

"Disitu ada pengolahan sementara pada kenyataannya hanya ada penumpukan, ditumpuk kemudian sampahnya diurug tanah dan begitu seterusnya," kata Amir.

Koordinator Pemulung TPSTPiyungan yang tergabung dalam wadah Mardiko, Maryono mulai cemas dengan kondisi TPST Piyungan saat ini. Kekhawatiran lelaki tersebut masuk akal mengingat TPST sangat overload.

"Bisa lihatsendiri untuk menampung sampah dari Kabupaten Bantul, Sleman dan KotaYogyakarta hanya ada satu dermaga," jelas Maryono.

Oleh karena itu, sudah tidak adapilihan lain kecuali membuka lokasi baru agar sampah tetap bisa masuk. Karena lokasi tersisa tidak sebanding dengan volume sampah yang masuk setiap hari. Maryono menyadari betul sebenarnya beban TPST Piyungan menampung sampah sudah sangat berat sekali.

"Kondisinya sangat berat sekali, tetapi maudibawa ke mana lagi, selain masuk TPST," ujarnya. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X