Dipelopori Mbah Ratno, Sentra Kulit Manding Makin Kesohor

Photo Author
- Jumat, 12 Maret 2021 | 04:15 WIB
Suratman sedang menekuni pekerjaannya membuat sepatu (Judiman)
Suratman sedang menekuni pekerjaannya membuat sepatu (Judiman)

SENTRA kerajinan kulit di Manding Sabdodadi Bantul kini sudah berusia 70 tahun. Awalnya yang diproduksi hanya jenis tas kulit, sekarang berbagai kerajinan kulit, mulai dari jaket, sepatu, tas, ikat pinggang dan kerajinan kulit lainnya bisa ditemui di Manding.

Manding menjadi salah satu pedukuhan yang tersohor di Bantul, tidak lepas dari peran mBah Ratno Suhardjo yang sudah meninggal dunia, setahun lalu. Tepatnya 26 Maret 2020, dalam usia 80 tahun.

Menurut Suratman (61) anak ke dua perintis setra kerajinan Manding, mBah Ratno, awal merintis sentra kerajinan kulit Manding mBah Ratno mengajak dua temannya, yakni Prapto dan Yoto yang semuanya warga Manding. Pengalaman dalam dunia perkulitan, mBah Ratno bekerja sebagai buruh pembuat kelengkapan pakaian kuda di Kampung Rotowijayan Yogyakarta.

Dari pengalaman bekerja menangani kulit, mBah Ratno kemudian mengajak Yoto dan Prapto membuka usaha membuat kerajinan kulit. Yang diproduksi awalnya hanya berupa tas. Dari tempat usaha mBah Ratno akhirnya hampir semua warga Manding mempunyai ketrampilan membuat kerajinan kulit, sehingga Pedukuhan Manding tersohor menjadi Sentra kerajinan kulit.

Tetapi menurut, Suratman untuk mengantarkan nama Manding menjadi tersohor, tidak mulus juga."Berkali -kali mengalami pasang surut. Seperti ketika terjadi bom Bali, gempa dahsyat di Bantul pernah membuat terpuruknya sentra kerajinan kulit di Manding," ungkap Suratman.

Perajin kulit di Manding pernah berjaya dengan mendirikan koperasi perajin kulit, Eko Kapti.Tetapi koperasi tersebut bubar, sekarang komunitasnya diganti dengan Paguyuban Setyo Rukun yang anggotanya sekitar 25 orang. Setiap bulan mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan kerajinan kulit Manding.

Dijelaskan oleh Suratman, usaha yang digeluti melanjutkan keahlian ayahnya hingga sekarang masih lancar, termasuk pemasaran produk dan pengadaan bahan baku. Sedangkan harga produk, seperti sepatu dan sandal rata-rata dijual Rp 150.000 hingga Rp 250.000, ikat pinggang Rp 150. 000, jaket antara Rp 1,5 juta hingga 2 juta. (B)(Jdm)(P)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X