BANTUL, KRJOGJA.com - Kesadaran masyarakat di Bantul mengikuti pemungutan suara atau memanfaatkan hak pilihnya datang ke TPS pada pelaksanaan Pilkada 2020 Rabu (9/12) sudah cukup tinggi. Hal tersebut dikemukakan Ketua KPU Bantul, Didik Joko Nugroho di ruang kerjanya, Kamis (10/12).
Menurut Didik, untuk mengetahui akumulasi dari angka resmi penghitungan KPU memang belum bisa, karena proses penghitungan suara di KPU masih menunggu tahapan. Tetapi melihat penghitungan yang sedang dilakukan di tingkat kecamatan, angka kesadaran masyarakat melakukan pemungutan suara di masing-masing kecamatan berkisar 70 hingga 80 persen."Prosentase kehadiran antara 70 hingga 80 persen, bahkan ada yang 83 persen," ungkap Didik.
Dibanding angka kesadaran masyarakat menggunakan hal pilihnya lebih tinggi dari Pilkada 1015. Pilkada 2015 kesadaran memilih 75,5 persen, sedangkan Pilkada 2020 dimungkinkan bisa mencapai 80 persen. Hal ini karena kegiatan sosialisasi sebelum Pilkada lebih digalakan.
Sementara pasca pelaksanaan pemungutan suara, mulai Kamis (10/12) hingga Senin (14/12) dilakukan penghitungan suara atau rekapitulasi hasil di 17 kecamatan. Rekapitulasi di kecamatan yang tidak padat penduduknya seperti di Srandakan, bisa selesai dalam waktu sehari. Tetapi di wilayah padat penduduk, seperti di Kasihan dan Banguntapan bisa memakan waktu 3 hari.
Rekapitulasi selanjutnya akan dilakukan di KPU Bantul mulai 14/12 hingga (17/12 sekaligus dilakukan penetapan hasil. Tahap selanjutnya menunggu selama 5 hari kalau tidak ada sengketa hasil maka akan dtetapkan Paslon pemenang Pilkada 2020.
Sementara Ketua Pemenangan Paslon NO-TO, Arif Iskandar mengakui kekalahannya setelah dilakukan hitungan hasil suara melalui Quick Count. Semula kami memprediksi kemenangan, tetapi Tuhan menentukan lain. "Tetapi pasangan No-To juga sudah siap kalah atau siap menang, sehingga kekalahannya dalam Pilkada 2020 ini bisa diterima dan tidak membuat patah semangat. Relawan Paslon No-To juga sudah kerja keras, tetapi hasilnya lain yang diharapkan. (Jdm)
