Warga Tuna Netra Paling Terdampak Covid-19

Photo Author
- Selasa, 24 November 2020 | 12:26 WIB
Foto: KR
Foto: KR

RAUT muka Slamet Riyadi (50), warga Mancingan Parangtritis penyandang tuna netra tak dapat menahan haru ketika Tim SKH Kedaulatan Rakyat mendatangi Sekretariat Pengurus Daerah Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Cabang Bantul di Dusun Priyan Trirenggo Bantul, Senin (23/11). Ia dan beberapa teman senasib terharu karena setelah sekian lama ia dan keluarga bertahan hidup dengan berhemat (ngirit), akhirnya mendapatkan sedikit bantuan untuk bertahan hidup.

"Kami hidup dari uang yang sangat pas-pasan. Bagaimana tidak selama pandemi Covid-19 penghasilan saya sebagai tukang pijat (massage

) anjlok. Sebelumnya rata-rata pasien pijat antara 70 hingga 100 orang perbulan. Namun sekarang selama pandemi sebulan dapat 10 pasien sudah sangat bersyukur. Sementara saya punya anak yang tetap harus bertahan hidup dan bersekolah. Solusinya ya harus diirit-irit, dijereng-jereng

supaya cukup," ujar Slamet.

Senada, Koordinator Pengurus Daerah Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Cabang Bantul, Supriyati juga mengaku hal serupa. Namun ia masih bersyukur dibandingkan rekan lain karena saat ini ia berstatus sebagai GTT di SLB kawasan Pundong.

"Meski gaji GTT tidak seberapa, namun yang jelas masih ada pemasukan. Selain GTT saya juga sorenya buka praktik pijat khusus perempuan dan sejak awal pandemi sampai saat ini masih sepi. Yang terjadi saat ini pendapatan yang kami peroleh jauh lebih kecil dari pengeluaran yang harus kami keluarkan untuk mencukupi kebutuhan," keluhnya.

Dengan adanya bantuan pembaca KR diharapkan dapat menghemat anggaran membeli kebutuhan pokok.

Beberapa rekan tuna netra yang sebelumnya menjadi tukang pijat akhirnya beralih menjadi perajin anyaman ternak dan reparasi payung.

Adapun total warga tuna netra yang tergabung dalam komunitas ini ada sekitar 120 warga, dari sekian yang aktif hanya 80 warga tuna netra. Bantuan pembaca KR yang diserahkan berupa uang tunai untuk membeli kebutuhan yang dibagikan kepada 80 warga, masing-masing Rp 50.000.

Meski begitu Supriyati mengaku lebih senang diberi bantuan keterampilan dari pada uang atau barang. Sebab dengan keterampilan bisa digunakan untuk mencari rezeki dalam waktu lama. "Kami lebih senang diberi pancing dari pada ikan. Sebab kalau uang atau barang, dalam waktu singkat akan habis," tegasnya.

Karena itu Supriyati berharap ada yang terketuk untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada para penyandang cacat netra ini, khususnya pihak-pihak terkait. Keterampilan yang diinginkan misalnya teknik terapi mandiri ala Rasulullah. Selain itu juga keterampilan lain, baik di bidang perikanan, pertanian, maupun peternakan. "Kami tidak tahu meski ke mana atau kepada siapa untuk meminta dilatih keterampilan seperti ini," tambahnya.

Selain itu, khusus para tuna netra yang bekerja sebagai pemijat, juga membutuhkan alat kesehatan elektronika untuk disabilitas. Tujuannya untuk mendukung kualitas terapi. Alat ini bisa mengeluarkan suara untuk mendeteksi gangguan pada tubuh. Kalau diketahui ada gangguan, maka tidak boleh dilakukan pemijatan.

Supriyati juga berharap, para penyandang disabilitas, termasuk pada tuna netra, juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan perencanaan pembangunan, di tingkat kabupaten sampai pada Musrenbangdes. Dengan begitu aspirasi mereka diakomodasi dalam pelaksanaan pembangunan. "Kami belum lama ini mendatangi DPRD untuk menyampaikan aspirasi ini," katanya sambil berharap saat rekrutmen PNS hendaknya juga hak para penyandang disabilitas juga dilaksanakan, yaitu sekitar 2 persen dari jatah. "Untuk beberapa tahun ini baru 6 penyandang tuna netra yang jadi PNS," tambahnya. (Rahajeng Pramesi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X