DLINGO, KRJOGJA.com - Ajang untaian ecoprint Indonesia yang dipusatkan di Puncak Becici Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Bantul jadi tonggak bangkitnya ecoprinter diseluruh Indonesia, Kamis (12/11). Sebanyak 583 bendera ecoprint dikibarkan menuju panggung utama. Sementara pemerintah Kecamatan Dlingo optimis dengan perhelatan untaian ecoprint Indonesia IV mampu berkontribusi positif bagi perkembangan sektor wisata di wilayah itu.
Koordinator acara pagelaran untaian ecoprint Indonesia IV di Yogyakarta, Puthut Ardiyanto mengungkapkan, jika saat ini mulai bangkit meski pandemi Covid-19 belum reda. Oleh karena itu dengan ajang ini jadi momentum saling tukar informasi sehingga menghasilkan produk inovatif.
Puthut mengungkapkan, bendera ecoprint berasal dari 27 provinsi. Sementara khusus dari Yogyakarta sendiri berjumlah 90 lebih karya ecoprint dipajang. Dijelaskan, keunggulan ecoprint ramah lingkungan karena dibuat dari pewarna alam dan kayu-kayuan. "Bahkan kami tidak hanya memanfaatkan daun yang sudah ada, tetapi kami juga menanam langsung bibit yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk membuat ecoprint," ujar Puthut Ardiyanto. Dalam acara tersebut juga dihadiri Camat Dlingo, Denny N Hartono SSTP., MPA, Ketua Pengelola Objek Wisata Puncak Becici, Gandi Saputra.
Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Dra Annihayah, MEng mengatakan, karya yang dipamerkan dalam ajang untaian ecoprint Indonesia di Puncak Becici hampir 600 karya dari seluruh Indonesia. Annihayah berharap program tersebut dijadikan event tahunan. "Karya ecoprint yang ditampilkan sudah menyatu dengan alam dan yang pasti ramah lingkungan," ujarnya.
Selain itu para ecoprinter dalam mengembangkan usahanya sangat memperhatikan lingkungan. "Pagelaran untaian ecoprint Indonesia IV di Yogyakarta ini memberikan kontribusi sangat besar bagi perkembangan wisata. Destinasi wisata di Bantul khususnya dan DIY umumnya sudah terpromosikan," jelas Annihayah. (Roy)