SANDEN, KRJOGJA.com - Konservasi Mina Raharja berada di Objek Wisata Pantai Gua Cemara Sanden Bantul. Sejak dirintis tahun 2010, konservasi tersebut fokus dalam menyelamatkan penyu lekang dari buasnya predator serta perburuan. Sudah ribuan telur penyu dipungut dari sarang alami dibawa ke pusat konservasi untuk ditetaskan.
Meski statusnya anggota konservasi, namun mereka punya komitmen menjaga penyu dari segala bentuk gangguan. Bahkan Minggu (27/9), Konservasi Mino Raharjo bersama Saka Kalpataru menggelar Gerakan Aksi untuk lingkungan Satuan Karya Pramuka (Saka) Kalpataru Peduli Keanekaragaman Hayati dan Pinsaka Nasional Kalpataru dan Wanabakti KLHK. Mereka melepasliarkan tukik ke habitat aslinya. Dalam acara tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho ST MSc, Majlis Pembibimbing Pinsaka Kalpataru dan Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Pramu Risanto, Tri Prayitno dari Pinsaka Kalpataru, Dadang dari Pinsaka Wanabakti serta dari Pinsaka DIY dan Pinsaka Bantul, BKSDA DIY, Kwarcab, Kwaran Sanden.
“Sepanjang tahun 2020 ini, hingga bulan September ini 75 sarang penyu sudah kami amankan ke konservasi. Masing-masing sarang berisi 50 hingga 100 butir telur,†ujar Pengelola Pusat Konservasi Penyu Mina Raharja Pantai Goa Cemara Kecamatan Sanden Bantul, Yatiman disela acara pelepasliaran tukik.
Yatiman mengungkapkan, sejak awal berdirinya konservasi punya orientasi menyelamatkan penyu disepanjang pantai selatan Bantul. Tidak mudah memang pada awalnya, selain menjaga penyu dan sarang dari predator. Relawan konservasi juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat secara umum agar tidak menjadikan penyu sebagai buruan. “Sekarang kesadaran masyarakat untuk berkontribusi menjaga kelestarian penyu sangat tinggi. Mereka bahkan melaporkan ke pusat konservasi ketika ada penyu bertelur ditepi pantai,†ujar Yatiman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho ST MSc mengatakan, Saka Kalpataru SMA/SMK di Kabupaten Bantul merupakan pramukanya lingkungan. Kiprah Saka Kalpataru sebagai agen perubahan terkait dengan kepedulian lingkungan dan harus dimulai sejak dini.
“Saka Kalpataru selain pada kegiatan melepasliarkan tukik, tahun 2020 antaralain Saka Kalpataru mengadakan semacam studi di Guwosari Training Center, disana terdapat pengolahan barang barang daur ulang dari plastik kemudian, organik jadikan kompos kemudian pakaian bekas dijadikan pot,†jelas Ari. (Roy)