Pisau Batik Asal Bantul Tembus Pasar Asia dan Eropa

Photo Author
- Kamis, 18 Juni 2020 | 11:10 WIB
Sudiman menunjukkan kerajinan pisau batik logam. Foto: Sukro Riyadi
Sudiman menunjukkan kerajinan pisau batik logam. Foto: Sukro Riyadi

KASIHAN, KRJOGJA.com - Kerajinan pisau batik logam Dusun Krengseng Desa Bangunjiwo Kasihan Bantul makin berkembang. Dirintis oleh Sudiman produk kerajinan tangan itu mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan. Tidak hanya pasar lokal jadi sasaran bidik penjualan. Berapa negara di Asia dan Eropa mengakui kualitas produk tersebut.

Ditemui di rumahnya, Rabu (17/6) Sudiman menjelaskan perjalanan merintis usaha kerajinan pisau batik logam itu. "Kami tidak hanya memproduksi pisau batik tetapi juga pisau carving dan alat pertanian," ujarnya.

Sementara untuk menjaga kualitas produk, Sudiman memanfaatkan stainless steel sebagai bahan baku. Dengan bahan baku tersebut ketika pisau sering dipakai akan kelihatan motif batiknya.

"Motif batik tidak akan hilang meski setiap hari dipakai. Justru semakin kelihatan keindahanya. Disitu akan kelihatan nuansa seni yang tergores dalam motif batik disetiap pada pisau," ujarnya. Pembuatan pisau batik perlu skill mumpuni agar menghasilkan karya bernilai artistik tinggi.

Meski dirintis tahun 2000, tetapi baru tahun 2007-2010 kerajinan pisau batik mulai diterima pasar. Kemudian pada tahun 2015 industri pisau batik berada dipuncak kejayaan. Pada dekade itu permintaan tidak hanya mengalir dari nusantara. Tetapi beberapa negara di Asia dan Eropa melirik kerajinan ciptaan Sudiman itu.

Bahkan sampai sekarang ini, setiap 3 bulan sekali Sudiman harus mengirim sekitar 200 kodi (satu kodi 20 biji-red) ke negara Malaysia. Selain itu, kerajinan pisau batik tersebut cukup laris di pasar lokal. Dengan kisaran harga Rp 30.000 per biji dinilai masih terjangkau masyarakat Indonesia.

Bagi lelaki kelahiran Bantul 7 Agustus 1968 itu, kerajinan pisau bukan sesuatu hal asing dalam hidupnya. Mengingat sejak masa kecil orang tuanya sudah menekuni kerajinan pisau sebagai sumber penghidupan. Kemudian pada tahun 2000 Sudiman punya gagasan mengembangkan usahanya dari kerajinan pisau konvensional menjadi pisau batik logam.

"Pisau buatan orang tua saya sama fungsinya untuk memotong aktivitas di dapur. demikian juga dengan pisau batik logam juga sama untuk aktivitas di dapur, bedanya dibatik dan tidak," ujarnya. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X