Rawal Timbulkan Klaster Baru, Jangan Keburu Buka Sekolah

Photo Author
- Minggu, 7 Juni 2020 | 15:11 WIB
Direktur Alma Ata Center for Global Health (AACGH) Prof. dr. Hamam Hadi, MS., ScD., Sp.GK (Rahajeng Pramesi)
Direktur Alma Ata Center for Global Health (AACGH) Prof. dr. Hamam Hadi, MS., ScD., Sp.GK (Rahajeng Pramesi)

BANTUL, KRJOGJA.com - Guna menekan meluasnya angka kasus Covid-19 baru, pemerintah hendaknya tidak memaksakan sistem sekolah offline segera diberlakukan. Pasalnya sistem sekolah offline dengan konsep new normal disertai penerapan physcal distancing dan >social distancing

akan sulit diterapkan bagi siswa utamanya tingkat dasar.

Pakar Epidemologi Universitas Alma Ata (UAA), Prof. dr. Hamam Hadi, M.S., Sc.D., Sp.G.K, Minggu (7/6) mewanti-wanti untuk tidak terburu-buru membuka sekolah. Belajar dari pengalaman kasus di Korea, dimulainya sekolah offline justru memperbanyak kasus anak yang terpapar Covid-19.

"Utamanya pendidikan dasar menengah, jika harus dimulai seharusnya dengan cara daring dulu meskipun banyak problem dan kelemahannya. Tapi ini solusi paling logis. Anak-anak dan lansia potensi terpapar tinggi. Selain itu anak cenderung lebih sulit untuk menghindari kerumunan. Anak lebih suka bermain dalam kelompok atau dengan cara berkerumun. Hingga saat ini kasus Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi dengan penularan sedang sampai tinggi," jelasnya.

Dia menyampaikan sistem pendidikan yang masih dianggap ideal hingga Juli mendatang saat tahun ajaran baru masih tetap menggunakan kelas daring. Untuk sektor pariwisata, imbuhnya ia mengusulkan supaya tempat wisata tetap beraktivitas dan menerima kunjungan namun maksimal dibatasi 30 persen saja kuotanya. "Tentu wisata dengan protokol kesehatan. Yang penting roda perekonomian tetap bergerak dahulu jadi pembatasan itu penting," tegasnya.

Sebagai upaya pengendalian Covid-19 supaya tidak semakin meluas, imbuhnya terus menerus dengan melakukan rapid tes PCR secara masif di daerah besar yang memiliki data kasus tinggi. Untuk memperpendek masa antara infeksi dan deteksi individu positif covid-19 melalui contact tracing diikuti test PCR yang lebih masif dan lebih cepat.

" Belajar dari Surabaya Raya, laju covid-19 menurun drastis setelah dilakukan contact tracing dan PCR test secara luas masif dan cepat," ujar Rektor UAA ini.

Namun jika persyaratan belum terpenuhi tetapi harus menerapkan new normal dengan melonggarkan aktivitas ibadah, bisnis, pendidikan dan sebagainya, maka harus dimulai dari zona hijau dan harus dilakukan secara hati-hati. (Aje)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X