BANTUL, KRJOGJA.com - Meski Dinas Pariwisata Bantul belum memberikan keputusan akan menutup objek wisata dibawah pengelolaan pemerintah dan masyarakat, sejumlah objek yang dikelola masyarakat sudah mengambil langkah menutup sementara dari aktivitas wisatawan. Kebijakan tersebut dalam upaya mencegah penularan Covid-19.
Seperti dilakukan pengelola objek hutan Pinus di Dlingo Bantul. "Kami memutuskan untuk di kawasan hutan pinus atau objek wisata yang pengelolaannya di bawah Koperasi Notowono sebanyak 9 lokasi tutup sementara terhitung 17 Maret 2020 hingga akhir bulan ini," ujar Ketua Koperasi Notowono Purwo Harsono, Rabu (25/03/2020).
Jika sampai akhir bulan situasi tetap belum memungkinkan, maka penutupan tersebut masih akan diperpanjang. Menurutnya keputusan menutup sementara dilakukan demi kepentingan masyarakat banyak.
"Kami tegas, jika ada wisata yang berkunjung tetap kami larang, tidak kami layani. Aktivitas pengelola diarahkan untuk menjaga lingkungan bersih dan melakukan penyemprotan disinfektan di masing-masing lokasi," jelas Purwo Harsono.
Dijelaskan sembilan objek wisata dibawah Koperasi Notowono yang ditutup yakni Puncak Becici, Pinus Pengger, Lintang Sewu, Pinus Asri. Ada pula Pinus Sari, Bukit Panguk, Bukit Mojo, Seribu Batu dan Pintu Langit.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Drs Kwintarto Heru Prabowo SSos mengatakan untuk wisata di Bantul khususnya wisata alam diliburkan hingga tanggal 31 Maret 2020. Tetapi khusus desa wisata yang yang bersifat transaksional seperti pusat kerajinan Manding, pusat batik Wukirsari, Krebet tetap boleh menerima wisatawan.
Meski begitu di tempat TPR masih ada petugasnya jika sewaktu-waktu ada masyarakat yang membutuhkan informasi. "Apalagi jika desa wisata yang dikelola masyarakat tersebut bisa menyediakan sarana untuk cuci tangan dan perlengkapan lainnya boleh saja melakukan transaksi," ujar Kwintarto. (Roy)
