BANTUL, KRJOGJA.com - Hujan deras sejak Rabu sore hingga Kamis (05/03/2020) sore, mengakibatkan beberapa sungai yang melintas wilayah Bantul, termasuk Sungai Progo banjir dan mengakibatkan bangunan sisi timur groundsill di selatan Jembatan Srandakan yang baru jebol. Lebar sekitar 12 meter persegi.
Groundsill adalah bangunan yang dibuat melintang sungai, yang bertujuan untuk mengurangi kecepatan arus dan meningkatkan laju pengendapan sedimen di bagian hulu groundsilll. Bangunan groundsill bertujuan untuk mengamankan pondasi jembatan atau bangunan lain yang ada di hulu.
Kapolres Bantul, AKBP Wahcyu Tri Budi Sulistyono SIK ketika melihat dari dekat kondisi Sungai Progo memerintahkan jajaran Polsek Srandakan siaga mengamankan warga sekitar Sungai Progo. "Awasi warga dan amankan jangan sampai terjadi kecelakaan akibat banjir," tegasnya.
Untuk antisipasi terjadinya kecelakaan akibat banjir, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas di aliran sungai, seperti kegiatan penambangan pasir, memancing ikan dan lainnya. Sementara Kapolsek Srandakan, Kompol B Muryanto, mengungkapkan jebolnya bagian bangunan groundsill pengaman jembatan Srandakan, terjadi Rabu malam sekitar pukul 23.30 saat banjir bertambah membesar.
"Banjir yang terjadi sekarang ini merupakan banjir terbesar sejak Desember 2019. Kali ini banjir paling besar," ungkapnya
Sedangkan sejumlah warga Srandakan, mengatakan dengan jebolnya bagian bangunan groundsill tersebut, mereka berharap agar pemerintah peduli terhadap kegiatan penambangan di hulu groundsill. Selama ini penambangan dilakukan dalam jarak 500 meter, mestinya minimal 1.000 meter.
Sementara banjir Sungai Winongo dan Sungai Code sempat menggenangi rumah penduduk di wilayah Klegen dan Sribit Bambanglipuro akibat meluapnya Sungai Winongo. Sekitar 6 hektare tanaman padi yang menjelang berbuah terendam air. (Jdm)