YOGYA, KRJOGJA.com - Umat muslim yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya pasti sangat merindukan Lailatul Qadar pada bulan Ramadan. Malam Lailatul Qadar teramat istimewa, malam dengan kadar lebih baik dari 1.000 bulan, atau setara dengan 83 tahun 3 bulan.
Tidak seorangpun mengetahui secara tepat kapan datangnya malam lailatul qadar. Selama ini umat Islam hanya membaca tanda-tanda malam itu, betapa mulianya malam Lailatul Qadar karena mampu membawa seorang hamba pada ketakwaan yang hakiki.
Menjemput malam Lailatul qadar tidak sekedar puasa secara fisik. Menurut pemilik pondok pesantren Nurul Ummahat KH Abdul Muhaimin, umat muslim harus terhindar dari maksiat mulut maksiat tangan hingga maksiat hati. Hal itu sudah dipersiapkan sejak bulan Rajab sampai Sa'ban.
"Untuk mendapat malam Lailatul Qadar tidak bisa kita langsung menunggu malamnya saja. Harus ada proses ritual yang sangat rumit sangat panjang baru kita bisa memperoleh malam Lailatul Qadar," kata KH Abdul Muhaimin saat ditemui krjogja.com. Kamis (16/05/19).
Ciri ciri orang yang mendapat Lailatul Qadar akan lebih baik secara moral. Misalnya akan lebih menjadi seorang yang pemaaf, lebih murah hati, juga rendah hati. Secara sepiritual dalam arti keinginan-keingin yang muncul dalam lubuh hati manusia adalah keinginan baik.
Bahkan, tambah Muhaimin, orang yang mendapat malam Lailatul qadar bisa mencapai Ulul Albab. " Setiap keinginan selalu baik. Baik untuk Hablu Minanas maupun Hablu Minallah," tambahnya.
Terkait pemanaan dari keistimewaan malam Lailatul Qadar tergantung bagaimana prespektif cara berfikir. Jika untuk tujuan ibadah, disitulah Reward (penghargaan) paling tinggi. Karena ada pahala yang dilipat gandakan oleh Allah. Pun ketakwaan perjalanan hidup dari yang jelek menjadi baik dari yang biasa menjadi luar biasa.