BANTUL, KRJOGJA.com - Pemerintah Kabupaten Bantul menargetkan tahun ajaran ini nilai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) berada di peringkat kedua. Untuk mencapai target tersebut, Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Bantul Dikpora DIY dan sekolah mengefektifkan serta memaksimalkan pelaksanaan try out.
Kepala Balai Dikmen Bantul Dikpora DIY Drs Suhirman MPd menuturkan pihaknya enggan mengulang insiden beberapa tahun lalu yakni hasil UNBK di Kabupaten Bantul terendah. "Pada tahun 2018 lalu UNBK SMK peringkat ke empat dan SMAperingkat ke tiga. Target kami tahun ini naik, SMK menjadi rangking tiga dan SMAmenjadi rangking dua se DIY. Kami optimis dapat mencapai target karena persiapan kami sudah maksimal," tegas Suhirman.
Suhirman menambahkan meski bukan merupakan penentu kelulusan, namun nilai ujian yang tinggi merupakan hal mutlak. Pasalnya pada beberapa Perguruan Tinggi (PT) tertentu seringkali mensyaratkan supaya calon mahasiswanya memiliki nilai ujian yang tinggi.
"Saya mengimbau kepada siswa untuk tidak melakukan aksi konvoi kendaraan bermotor dan corat-coret pada pengumuman kelulusan. Selain itu kami juga berpesan kepada sekolah hendaknya berhati-hati dalam mengamankan unit komputer yang dipakai untuk ujian karena rawan dicuri," jelasnya.
Pelaksanaan UNBK tingkat SMK akan berlangsung 25-28 Maret 2019, sementara SMA/MAsederajat berlangsung pada 1, 2, 4 dan 8 April 2019. Berdasarkan data jumlah peserta UNBK SMA/SMK di Bantul sebanyak 10.399 siswa. Sementara tingkat SMAsejumlah 4.641 siswa yang terdiri dari IPA 2.809 siswa, IPS sebanyak 1.805 siswa, sementara jurusan Bahasa ada 27 siswa. "Jumlah SMA di Bantul sebanyak 36 sekolah dan SMK sebanyak 49 sekolah," tandasnya.
Untuk siswa disabilitas peserta UN tahun ini ada tiga siswa yakni Nur Fahrudin dari SMA Muhammadiyah 1 Bantul (tuna rungu), Aditya Bima dari SMAN 1 Dlingo (tuna rungu) dan Eric dari SMA Tumbuh (low visions). Sementara dua sekolah yang menggabung ke SMAN 1 Sewon yakni SMA Patria (dua siswa) dan SMA Tumbuh (tiga siswa). (Aje)