Merti Kali Celeng Imogiri, Sungai Bukan Tong Sampah!

Photo Author
- Minggu, 27 Januari 2019 | 19:30 WIB
Wakil Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih (tiga dari kanan) membersihkan rumpun bambu di Kali Celeng. (Foto: Sukro R)
Wakil Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih (tiga dari kanan) membersihkan rumpun bambu di Kali Celeng. (Foto: Sukro R)

BANTUL, KRJOGJA.com - Esensi kegiatan merti kali celeng bukan sekadar gerakan membersihkan endapan sampah di bataran sungai tersebut. Tidak akan mampu sumber daya manusia  (SDM) dalam perhelatan itu bisa menyapu sampah disepanjang sungai yang berhulu di pegunungan timur Bantul itu. Tujuan mendasar dari ajang yang dimotori Komunitas  Kali Celeng  tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengerem tidak menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah.  Komunitas Kali Celeng sejauh dibentuk oleh masyarakat Dusun Tilaman, Paduresan serta Tegal Kembang. 

“Ada kecenderungan sungai oleh sejumlah warga sebagai tong sampah panjang. Sehingga tidak dipungkiri  sering kali aneka  sampah masuk sungai. Mindset itu yang berlahan –lahan akan kita benahi,” ujar Koordinator Lapangan Merti Kali Celeng, Ary Pambudi SE disela acara pelantikan susunan pengurus Komunitas Kali Celeng di Paduresan Imogiri Bantul, Minggu (27/1/2019). 

Dalam acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul  Ari Budi  Nugroho, Kepala SPN Selopamioro Imam Kabut Sariadi SI, Kapala Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Drs Dwi Daryanto Msi, Camat Imogiri Dra Sri Kayatun, Kabid SDA Dinas Pekerjaan Umum(DPU)  PKP Bantul , Ir Yitno ST MT, Dukuh Paduresan Katmiati, Ketua Komunitas Kali Celeng Suryono. 

Ary menyadari komunitas yang baru terbentuk kali ini tidak akan sanggup membereskan sampah di sepanjang Kali Celeng yang mencapai 10 km. Oleh karena itu, gerakan  Merti Kali Celeng ini utamanya memberikan edukasi kepada warga disepanjang sungai yang melintasi kecamatan Imogiri. “Kali Celeng  ini melintasi Kecamatan Imogiri  panjangnya mencapai 10 km, masyarakat  disekitar bantaran itu yang akan kami edukasi agar tidak membuang sampah di sungai,” ujar Ary.

Dalam konsepnya edukasi tersebut disampaikan lewat program kesenian budaya mulai dari gejog lesung hingga kesenian jatilan. “Kami  gelar pentas kesenian itu sebagai media sosialisasi agar bisa didengar masyarakat juga mendegar program dari Komunitas Kali Celeng untuk membebaskan sungai dari sampah,” ujar Ary. Wakil Bupati Bantul  H Abdul Halim Muslih mengatakan,  budaya bersih sampah mesti terus digencarkan ditengah masyarakat. Hal tersebut untuk mendukung program tahun 2019 Kabupaten Bantul bersih sampah.

Di Bantul ini kata Halim dalam sehari menghasilkan sedikitnya 600 ton sampah, Dari jumlah itu baru 40 % yang terserap di Tempat Pembuangan  Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Bantul. Artinya  masih ada 360 ton sampah di Bantul ini belum dikelola dengan baik. “Selama ini sampah kerap dibuang di sawah, selokan dan dibakar itu harus dihindari lagi,” ujar Halim. 

Sementara dalam merti kali itu banyak elemen masyarakat berpartisipasi, termasuk Sat Pol PP Bantul, SPN Selopamioro , TNI  relawan. Bahkan Halim muslih tidak sungkan –sungkan menceburkan diri ke sungai untuk mebersihkan sampah bersama masyarakat.(Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X