BANTUL, KRJOGJA.com - Esensi kegiatan merti kali celeng bukan sekadar gerakan membersihkan endapan sampah di bataran sungai tersebut. Tidak akan mampu sumber daya manusia (SDM) dalam perhelatan itu bisa menyapu sampah disepanjang sungai yang berhulu di pegunungan timur Bantul itu. Tujuan mendasar dari ajang yang dimotori Komunitas Kali Celeng tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengerem tidak menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah. Komunitas Kali Celeng sejauh dibentuk oleh masyarakat Dusun Tilaman, Paduresan serta Tegal Kembang.Â
“Ada kecenderungan sungai oleh sejumlah warga sebagai tong sampah panjang. Sehingga tidak dipungkiri sering kali aneka sampah masuk sungai. Mindset itu yang berlahan –lahan akan kita benahi,†ujar Koordinator Lapangan Merti Kali Celeng, Ary Pambudi SE disela acara pelantikan susunan pengurus Komunitas Kali Celeng di Paduresan Imogiri Bantul, Minggu (27/1/2019).Â
Dalam acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugroho, Kepala SPN Selopamioro Imam Kabut Sariadi SI, Kapala Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Drs Dwi Daryanto Msi, Camat Imogiri Dra Sri Kayatun, Kabid SDA Dinas Pekerjaan Umum(DPU) PKP Bantul , Ir Yitno ST MT, Dukuh Paduresan Katmiati, Ketua Komunitas Kali Celeng Suryono.Â
Ary menyadari komunitas yang baru terbentuk kali ini tidak akan sanggup membereskan sampah di sepanjang Kali Celeng yang mencapai 10 km. Oleh karena itu, gerakan Merti Kali Celeng ini utamanya memberikan edukasi kepada warga disepanjang sungai yang melintasi kecamatan Imogiri. “Kali Celeng ini melintasi Kecamatan Imogiri panjangnya mencapai 10 km, masyarakat disekitar bantaran itu yang akan kami edukasi agar tidak membuang sampah di sungai,†ujar Ary.
Dalam konsepnya edukasi tersebut disampaikan lewat program kesenian budaya mulai dari gejog lesung hingga kesenian jatilan. “Kami gelar pentas kesenian itu sebagai media sosialisasi agar bisa didengar masyarakat juga mendegar program dari Komunitas Kali Celeng untuk membebaskan sungai dari sampah,†ujar Ary. Wakil Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih mengatakan, budaya bersih sampah mesti terus digencarkan ditengah masyarakat. Hal tersebut untuk mendukung program tahun 2019 Kabupaten Bantul bersih sampah.
Di Bantul ini kata Halim dalam sehari menghasilkan sedikitnya 600 ton sampah, Dari jumlah itu baru 40 % yang terserap di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Bantul. Artinya masih ada 360 ton sampah di Bantul ini belum dikelola dengan baik. “Selama ini sampah kerap dibuang di sawah, selokan dan dibakar itu harus dihindari lagi,†ujar Halim.Â
Sementara dalam merti kali itu banyak elemen masyarakat berpartisipasi, termasuk Sat Pol PP Bantul, SPN Selopamioro , TNI relawan. Bahkan Halim muslih tidak sungkan –sungkan menceburkan diri ke sungai untuk mebersihkan sampah bersama masyarakat.(Roy)