BANTUL, KRJOGJA.com - Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, Bina Insan Mandiri (LPPM BIMa) terus meningkatkan kiprahnya dalam mengatasi masalah sosial di masyarakat. Tidak hanya memberikan santunan bagi anak yatim piatu, lansia dan kaum dhuafa, namun juga memberikan pendampingan bagi difabel dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) terutama di wilayah Kecamatan Sedayu Bantul.
Ketua LPPM BIMa, Dr Hj Istiana Hermawati MSos mengatakan, Sejak 2015, LPPM BIMa mendapat amanah dari masyarakat untuk mendampingi ODGJ dan memasuki tahun 2019 ini LPPM BIMa mendapat amanah lagi untuk mendampingi penyandang disabilitas, terutama anak-anak dengan kebutuhan khusus (ABK).
“Dengan bergabungnya para difabel, maka hal ini menguatkan eksistensi LPPM BIMa sebagai lembaga sosial multilayanan. Artinya, LPPM BIMa tidak sekedar melayani anak yatim piatu miskin, namun juga penyandang masalah kesejahteraan sosial yang lain, seperti lansia, keluarga miskin, orang dengan gangguan jiwa dan para difabel (ABK)," terang Istiana disela kegiatan rutin Ahad Legi di Kantor LPPM BIMa, Sedayu Bantul, Minggu (6/1/2019).
Dalam aksi sosial Ahad Legi ini, LPPM BIMa memberikan pendampingan spiritual, psikologi, sosial dan kesehatan serta menyantuni anak yatim piatu, lansia, kaum dhuafa dan difabel. Kegiatan rutin ini juga sebagai wahana bersilaturahmi antarapengelola LPPM BIMa dengan dampingan dari beberapa wilayah, sukarelawan dan berbagai pihak terkait.Â
Menurut Istiana, saat ini LPPM BIMa mendampingi sebanyak 840 anak yatim piatu dan keluarganya, serta lansia sebanyak 500 orang yang tersebar di wilayah Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman, Temanggung, Jepara, Klaten, Banyumas, Magelang, dan Lampung Timur. Sedangkan jumlah ODGJ yang didampingi sebanyak sebanyak 200-an dan difabel sebanyak 40-an orang di wilayah Bantul.
Dijelaskan Istiana, sebelum memberikan pendampingan bagi difabel, dilakukan assessment untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan difabel. Kemudian merencanakan model pemberdayaan yang relevan, melakukan pendampingan dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan menghubungkan para difabel dengan akses sumber yang dibutuhkan. "Tentu saja partisipasi keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam proses pendampingan nanti," pungkasnya. (Dev)