BANTUL, KRJOGJA.com - 10 ribu peserta dari berbagai elemen sekolah-madrasah Muhammadiyah DIY ikut ambil bagian dalam kegiatan Olympic Ahmad Dahlan (OlympicAD) 2019. Kegiatan tersebut bakal dilaksanakan serentak 5 Januari 2019 debgan mempertandingkan 25 cabang lomba untuk kategori pelajar, guru serta kepala sekolah-madrasah.Â
Tasman Hamami, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dalam temu pers di kantornya, Kamis (3/1/2019) mengungkap kegiatan OlympicAD tersebut dilaksanakan sebagai upaya mewujudkan pendidikan yang holistik. Menurut dia, dalam mengembangkan potensi baik siswa, guru maupun kepala sekolah tak bisa hanya dilakukan dalam tataran akademis semata.Â
“Muhammadiyah ingin membangun makna holistic tentang sebuah pendidikan. Kemampuan seseorang didasari pada akademik saja namun spiritual juga. Kami ingin bangun dengan kegiatan sifafnya pembelajaran di kelas namun juga yang memacu kreativitas serta olah rasa termasuk OlympicAD ini,†ungkapnya.Â
Farid Setiawan, Ketua Panitia OlympicAD Muhammadiyah DIY menambahkan dalam satu hari 5 Januari 2019 tersebut bakal ada 10 ribu orang yang terlibat dalam agenda. Peserta yang tercatat hingga saat ini 1.546 namun nantinya dalam pembukaan di GOR Amongraga ada lebih dari 6.500 orang dari berbagai elemen Muhammadiyah yang akan berpartisipasi.Â
“Total yang terlibat dalam agenda ini bisa mencapai angka 10 ribu, sehingga kami memohon maaf apabila di waktu penyelenggaraan di kawasan Amongraga menyebabkan kepadatan lalu-lintas. Perlombaan sendiri akan dilaksanakan dari pagi hingga sore hari di enam lokasi seperti Kampus UAD, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta,†terangnya.Â
Nantinya, hasil di OlympicAD tingkat DIY tersebut akan dijadikan dasar pemilihan peserta mewakili ke tingkat nasional 2020 mendatang. “DIY ingin berpartisipasi maksimal di tingkat nasional meski juara bukan tujuan utama. Kami ingin memaksimalkan kemampuan siswa Muhammadiyah DIY agar berani mengasah diri,†tandasnya.Â
Ajang OlympicAD sendiri dirasa membawa manfaat besar bagi perkembangan sekolah-madrasah Muhammadiyah di DIY. Wilayah-wilayah yang selama ini dinilai tak maksimal seperti Gunungkidul dan Kulonprogo pun kini mulai menempa diri untuk memaksimalkan kualitas baik siswa dan guru. (Fxh)