BANTUL, KRJOGJA.com - Petani di Desa Gadingsari Kecamatan Sanden serta Tirtohargo Kecamatan Kretek dihinggapi kecemasan setelah muara Sungai Opak tersumbat. Mereka terus berusaha secara manual menyingkirkan material pasir di muara sungai agar air masuk ke laut.Â
Baca Juga:Â Sarwidi, Penyelamat Penyu dari Pantai Pelangi
Jika sampai tersumbat dipastikan lahan pertanian di dua wilayah itu terendam. Padahal sekarang ini terdapat puluhan haktare beragam komoditas pertanian. Sehingga potensi kerugian jika muara tersumbat mencapai ratusan juta.Â
“Lahan pertanian di selatan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Desa Srigading Kecamatan Sanden dan Tirtohargo Kecamatan Kretek terdapat lahan bawang merah dan jenis tanaman lainnya. Ketika muara tersumbat dipastikan air bakal merendam tanaman, itu yang dikhawatirkan petani,†ujar Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Bantul, Suroto, Minggu (29/7/2018).
Suroto mengatakan, terjadinya penyumbatan muara sungai terjadi setelah terjadinya fenomena alam gelombang tinggi sejak beberapa waktu lalu. Dengan kondisi itu, petani sudah mulai 'membedah' muara sungai dengan harapan material tidak menyumbat. Oleh karena itu petani berharap jika muara sungai tersumbat material pasir. Pemerintah diminta segera turun tangan membersihkan material di muara sungai dengan alat berat. Â
Baca Juga:Â Lolos SBMPTN, Elang Nekat Jalan Kaki dari Condongcatur ke Kulonprogo
“Kalau dengan cangkul, tidak akan mampu mengalirkan aliran sungai,†ujar Suroto.
Sementara Babhinkamtimas Desa Tirtohargo Kretek, Bripka Winarko SH mengatakan, sejak Minggu (29/7) petani sudah membuka muara sungai dengan cangkul. Mereka dari Kelompok Tani Baros, Tirtohargo dan Sogesanden Srigading Sanden Bantul.Â