BANTUL, KRJOGJA.com - Bupati Bantul Drs H Suharsono terus mendorong agar masyarakat Bantul mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Karena di Kabupaten Bantul termasuk daerah rawan terjadinya bencana, mulai dari longsor, angin kencang, gempa bumi hingga banjir. Dengan persiapan sejak dini jadi langkah paling masuk akal dilakukan pemerintah untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
“Seperti yang dilakukan Forum Penanggulangan Resiko Bencana Desa Ringinharjo Bantul ini sudah tepat, Sehingga jika sewaktu-waktu memang terjadi luapan air atau banjir warga bisa mengambil langkah yang tepat dan cepat,†ujar Suharsono, Minggu (15/4/2018).
Dijelaskan, untuk di Kabupaten Bantul ini simulasi dalam menghadapi setiap bencana alam sudah menjadi kebutuhan. Artinya warga sudah mesti paham dengan segala bentuk potensi bencana alam di wilayah ini. “Ketidaktepatan dalam bertindak ketika terjadi bencana alam punya efek sangat luas, termasuk dampak korban jiwa,†ujarnya. Oleh sebab itu sudah saat warga terus dilatih dan dibekali terkait mitigasi bencana alam. Â
Sementara Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Desa Ringinharjo Kecamatan Bantul, Nur Wicaksana mengatakan, simulasi bencana banjir yang digelar Pemerintah Desa Ringinharjo diikuti 400 orang. Termasuk masyarakat Pedukuhan Gemahan, perangkat desa, linmas serta FPRB, Puskesmas, Bhabinsa serta Bhabinkantibmas.
“Simulasi digelar sesuai instruksi Bapak Bupati Bantul Suharsono, supaya diadakan simulasi kebencanaan, dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKN) 2018. Dijelaskan, tujuan dari program itu ialah untuk membangun kesadaran masyarakat serta menumbuhkan sikap kesiapsiagaan masyarakat. Selain itu juga membangun budaya aman, serta menumbuhkan naluri untuk selamat dari ancaman bencana alam.
“Target dari simulasi ini adalah meminimalisir korban bila terjadi bencana yang sesungguhnya. Dan lebih baik lagi jika tidak ada korban jiwa. Itu sangat kita tekankan di simulasi ini,†ujarnya. (Roy)