BANTUL, KRJOGJA.com - Puluhan orang penyandang disabilitas di Bantul mengikuti pembekalan Difabel siaga bencana (Difagana) di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) di Pundong Bantul, Minggu (26/12/2017). Dengan program tersebut diharapkan difabel punya kontribusi lebih kepada masyarakat jika sewaktu - waktu terjadi bencana alam. Meski mengalami keterbatasan secara fisik, potensi difabel sangat mungkin diberdayakan.
"Kami terus berusaha agar difabel di Bantul dan DIY umumnya semakin berdaya, karena mereka sangat berpotensi untuk dikembangkan," ujar Koordinator Lapangan Program Difagana Tagana DIY, Agus Cahyana disela acara.
Setelah mengikuti pelatihan tersebut, mereka diproyeksikan sebagai pengendali shelter atau posko penampungan pengungsian. Selain itu, mereka juga bisa berperan sebagai administrasi khusus pendataan logisitik. "Mereka punya potensi jika benar-benar dibekali dengan ilmu pengetahuan dibidang masing-masing, memang benar mereka termasuk disabilitas tetapi mampu,†jelansya. Sementara dalam pelatihan materi yang diberikan diantaranya, pembinaan karakter, pengurangan risiko bencana, sistem dapur umum hingga simulasi bencana alam.
Agung mengungkapkan, Difagana DIY ini merupakan salah satu pilot project secara nasional. Dengan terobosan Tagana DIY merupakan upaya nyata melepaskan penyandang disabilitas jadi beban masyarakat pada saat terjadi bencana. Oleh karena itu peserta Difagana akan terus ditingkatkan jumlahnya. Agus mengungkapkan, selain mendapatkan teori dalam kelas, peserta program Difagana juga langsung praktek dilapangan. “Implementasi dari teori tersebut ialah praktek dilapangan," ujarnya. Peserta Difagana didominasi penyandang disabilitas tuna daksa dan tunarungu. (Roy)
