YOGYA, KRJOGJA.com - Festival Jogja Gumregah dengan konsep 'Srawung Jogja' ke depan diharapkan bisa dijadian sebagai penanda pembangunan karakter keistimewaan Yogyakarta. Pasalnya, kata srawung jika didalami akan memiliki arti yang dalam yakni berkumpul, bersatu, dan kompak lintas komunitas yang akan membentuk sebuah rasa toleransi.
"Kalau didalami dengan konsep Srawung ini akan menjadikan pembangunan karakter dan bisa menjadi penanda keistimewaan Yogyakarta. Konse srawung juga tepat dengan kondisi masyarakat saat ini yang mudah terkoyak dengan isu-isu yang arahnya membuat perpecahan," kata Dihin Nabrijanto, Kasubag Keuangan Dinas Kebudayaan DIY, saat acara Jogja Gumregah di Sanggarbambu Ambarbinangun, Tempuran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Jumat (24/11/2017) sore.
Sementara itu Ketua Pelaksana Festival Widihasto Wasana Putra mengatakan, Srawung Jogja juga untuk mengangkat kiprah komunitas yangselama ini memiliki peran nyata dan memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya pada bidang lingkungan, ekonomi, pertanian, kesehatan, pariwisata, dan teknologi. Ia menambahkan, dengan srawung ke depan akan memperkuat antar komunitas untuk tidak mudah terkoyak dengan unsur kepentingan dan politik.
"Dengan bersatu dan srawung antar komunitas juga akan saling terbentuk koneksi yang saling menguatkan dan saling menjunjung tinggi toleransi," imbuhnya.
Diikuti oleh 25 komunitas, kegiatan festival ini juga diharapkan mampu mengangkat eberadaan komunitas yang selama ini keberadaannya relatif di bawah permukaan dan kurang mendapat ruang. Sehingga demikian pergerakan para komunitas ini juga harus mendapatkan apresiasi dan pemerintah diharapkan akan ikut bercampur tangan.
"Selama ini komunitas berjalan sendiri dengan sikap modal swadaya dan relawan pegiat, ke depan kami juga berharap mereka lebih diperhatikan dan diapresiasi dengan diberikan ruang agar terus eksis untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya. (*-3)