BANTUL (KRjOGJA.COM) - Ribuan santri menghadiri puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Lapangan Paseban Bantul, Minggu (22/10). Sedikitnya 10 ribu santri dari seantero Bantul menjadikan Paseban Bantul jadi lautan manusia. Apel akbar tersebut menjadi puncak peringatan HSN yang digelar sejak Rabu (18/10) lalu. Setelah apel akbar selesai, santri bergerak menuju Masjid Agung Bantul. Â
Peserta apel tahun ini merupakan santri dari madrasah dan pesantren dari 17 kecamatan di Bantul. Tingginya antusias peserta terlihat ketika gelombang kedatangan santri terus mengalir dari penjuru Acara itu juga dihadiri Bupati Bantul Drs H Suharsono, Wakil Bupati Bantul, Drs H Abdul Halim Muslih.
Bupati Bantul, Suharsono menjelaskan, resolusi jihad yang dicetuskan di Surabaya 22 Oktober 1945 jadi tonggak bangkitnya santri berjuang melawan penjajah . Perjuangan dalam merebut kemerdekaan sebalumnya juga tidak lepas dari peran Kyai dan santrinya di dari pesantren-pesantren. “Untuk sekarang inai sudah saatnya santri menjadi bagian dari pembangunan bangsa,â€Â ujar Suharsono.
Menurutnya, potensi pesantren cukup besar tidak sehingga sangat mungkin untuk dikembangkan menuju konsep kemandirian santri. Hal tersebut sesuai tema HSN 2017, yakni santri dituntut untuk lebih mandiri khususnya dalam dunia ekonomi. Sehingga pemerintah sekarang tengah gencar mengembangkan santri preneur yang diharapkan mampu mewarnai industri kreatif di Indonesia. “Nasionalisme santri ini jadi bekal semangat meningkatkan pembangunan di Indonesia,†jelas Suharsono.
Ketua Relawan HSN Bantul, dr Attobari mengatakan, meski matahari cukup terik, tidak membuat para santri bergeming. Semangatnya makin menjadi saat menyanyikan lagu Ya Lal Wathon yang merupakan mars nasionalisme para santri ini. “Sekarang bisa dilihat kekuatan besar santri yang selama ini tersimpan di pesantren-pesantren sangalah besar,â€Â ujarnya. Menurut Attobari, fakta itu menunjukkan budaya yang terus dijunjung para santri yang notabennya dididik menjadi bagian dari pembangunan masyarakat. (Roy)