BANTUL, KRJOGJA.com - Susutnya lahan yang beralih fungsi dari pertanian ke non pertanian sepanjang tahun 2016 diyakini tidak akan mempengaruhi produksi gabah di Bantul. Merujuk data Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul, tahun lalu sekitar 10 haktare lahan beralih fungsi dari pertanian ke permukiman. Dari jumlah itu, perubahan fungsi lahan didominasi untuk permukiman atau bangunan lainnya.
“Hasil inventarisasi dilapangan 2016 lalu kami mendapatkan data, 10 hektare lahan pertanian sudah alih fungsi, tetapi kami tetap optimis hal itu tidak mengganggu produksi gabah di Bantul,†ujar Kepala DPPKP Bantul, Ir Pulung Hariyadi MSc, Kamis (13/7/2017).
Pulung juga sangat optimis target produksi gabah 178 ribu ton gabah ditahun 2017 ini bakal tercapai, bahkan bisa mencapai 190 ribu ton. Keyakinan itu menilik fakta di lapangan, sejumlah petani sekarang ini justru menanam padi, padahal anjuran dari dinas mestinya menanam palawija. Â
“Sejak awal kami memberikan saran agar menanam palawija, tetapi karena air melimpah akhirnya petani masih menjadikan tanaman padi jadi pilihan,†ujarnya.
Selain itu untuk sekarang ini DPPKP Bantul juga mengklaim lahan pertanian bisa untuk budidaya padi masih menyisakan 11 ribu haktare. Dengan luasan lahan itu untuk mencapai target yang dipatok dinilai bisa terealisasi. Meski aspek luasan lahan memadai, DPPKP Bantul juga tidak boleh terlena. Banyak terobosa gencar dilakukan untuk meningkatkan produksi gabah. Mulai pendampingan berkelanjutan hingga pengamatan dini termasuk memperhatikan aspek prasarana pendukung.(Roy)