BANTUL,KRJOGJA.com - Ribuan umat katolik melaksanakan Misa Jumat Agung di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran Kecamatan Bambanglipuro Bantul, Jumat (14/4/2017). Misa Jumat Agung dipimpin Romo Krismanto PR dengan ringan lagu dan gending jawa.
Di Gereja HKTY juga menampilkan drama kisah sengsara Yesus Kristus dengan mengangkat tradisi dan budaya Jawa. Dalam drama itu menggunakan media wayang kulit dalam memperagakan kisah sengsara Yesus Kristus. Pentas wayang itu bersamaan ketika lektor membacakan kisah sengsara dari injil karangan Santo Yohanes.
"Untuk Misa Jumat Agung pertama sengaja tidak menampilkan tablo atau drama kisah sengsara Yesus namun diganti dengan peragaan wayang yang menggambarkan perjalanan kisah sengsara Yesus Kristus," ujar Windu Hadi Kuntoro, salah satu panitia pekan suci Gereja HKTY Ganjuran. Dengan peragaan wayang itu diharapkan jemaat lebih mudah mehami esensi dari cerita dalam sesi itu.
Misa Jumat Agung menjadi tradisi sejak gereja HKTY berdiri tahun 1920 an. Sejak itu tradisi menghormat salib Yesus dengan tabur bunga pada salib Yesus dan juga mencium salib Kristus dilakukan. Â
Sementara dalam homili Romo Krismanto mengatakan, Misa Jumat Agung dalam suasana duka namun dibalik itu dengan disalib dan wafatnya Kristus jadi pengharapan bagi umat Katolik untuk ditebus dosanya.
Kematian Tuhan Yesus jadi bukti cinta yang dicurahkan umatnya yang paling besar. Sebagai umat katolik mesti bisa mencontoh pengorbanan Yesus dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Dalam pentas itu tokoh wayang dibuat menyerupai wajah Yesus, para murid, prajurit, imam agung hingga wayang yang memperlihatkan Yesus di salib di Gunung Golgota. (Roy)
