BANTUL, KRJOGJA.com - Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Agus Parmuji menilai, pemerintah belum memiliki regulasi yang jelas terkait dengan pembatasan impor tembakau. Kondisi ini yang jadi pemicu Indonesia kebanjiran tembakau impor. Jika pemerintah tidak segera mengambil sikap yang dipertaruhkan adalah petani tembakau Indonesia, karena produksi tembakau lokal tidak akan laku dipasaran.
"Indonesia mengimpor tembakau dari Negara China, Turki, Amerika dalam satu tahunnya mencapai 335 ribu ton, sedangkan produksi petani Indonesia dikisaran 235 ribu ton sehingga ada selisih 100 ribu ton. Tetapi kenyataan produksi tembakau petani Indonesia tidak terserap dan masih tersisa," ujarnya usai mengikuti Musda APTI DIY di Balai Desa Selopamioro Imogiri Bantul, Kamis (30/03/2017).
Dalam kondisi itu APTI khawatir membludaknya impor tembakau bakal mengancam kedaulatan tembakau di Indonesia. Keadaan itu makin sulit adanya gerakan dari luar negeri untuk mengkonsumsi rokok rendah nikotin dan tar.
APTI juga mendorong pemerintah untuk membuat regulasi impor tembakau sehingga tidak merugikan petani. Sejauh ini APTI sudah mendata luas lahan tembakau, produksi tembakau dan varietas tembakau. Data tersebut antinya akan disampaikan kepada Mendag untuk menjadi masukan membuat aturan impor tembakau. (Roy)