BANTUL (KRjogja.com) - Bencana tanah longsor dan angin kencang hingga kini masih menjadi ancaman serius bagi sebagian wilayah di DIY. Setiap musim penghujan di DIY kerap terjadi tanah longsor. Kondisi ini jadi perhatian khusus bagi Badan SAR Nasional (Basarnas) DIY untuk menghadapi persoalan itu. Termasuk intensif berkoordinasi dengan Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selain itu sejumlah alat utama (alut) milik Basarnas siaga 24 jam.
Plt Kepala Kantor Basarnas Yogyakarta, Asbani, Selasa (28/2) mengatakan, kini Basarnas juga punya sebuah alat berat super canggih untuk penanganan bencana alam. “Setiap musim hujan, bencana tanah longsor pasti terjadi. Kita memantu merujuk dari pemetaan yang dimiliki BPBD,†ujarnya disela apel peringatan HUT Basarnas ke- 45, di Kantor Basarnas DIY Jalan Wates Sedayu Bantul, Selasa (28/2). Dalam acara itu juga dihadiri Kapolsek Sedayu Kompol Nawawi Ssos.
Dijelaskan, potensi bencana di Yogyakarta cukup besar. Terutama ketika memasuki musim penghujan tahun ini. Karena sebagian punya kontur pegunungan sehingga berpotensi terjadi tanah longsor. Sementara wewenang Basarnas yang ada pada tanggap darurat bencana menuntut kesiapan anggota dan alat utamanya. “Basarnas sudah menyiagakan 75 pasukan terlatih. Mereka dapat diterjunkan ke lokasi bencana sewaktu-waktu,†jelasnya. Menurutnya, pada saat bencana terjadi, Basarnas langsung mengirim tim pendataan agar penanganan tepat dan cepat. Dari data itu baru diketahui situasi sebenarnya serta potensi ancaman yang masih bisa terjadi.
Kasubsi Potensi Badan SAR Nasional (Basarnas) Yogyakarta, Mujiono menambahkan, potensi SAR dituntut punya kemampuan tanggap bencana. Kepekaan personel yang berada didaerah bencana menjadi ujung tombak Basarnas. Dijelaskan, dalam penanganan dan evakuasi sebuah bencana alam biasanya ada empat materi yang dilatih kepada potensi SAR. Mulai 'high angle rescue', 'water rescue', 'single rescue', dan 'medical fast responder'.
Masing-masing personel mesti harus menguasai materi Materi-materi ini memiliki spesifikasi tersendiri. Sebagai contoh, water rescue, untuk penyelamatan koban bencana air seperti orang tenggelam. High angle rescue itu khusus penyelamatan korban di bawah tebing. (Roy)