BANTUL (KRjogja.com) -  Sejumlah petani di daerah  Wonoroto Desa Gadingsari Kecamatan Sanden Bantul merasa tertipu dengan  bujuk rayu para penambang pasiragar pasca ditambang lahannya jadi sawah produktif. Hasilnya,  selesai ditambang, lahan pasir milik petani tidak jadi sawah baru, tetapi mangkrak tidak bisa digarap.
Ketua Kelompok Tani Pithi Sari Dusun Wonoroto Desa Gadingsari Sanden Bantul, Mulyono, Senin (02/01/2016) mengatakan,  beberapa tahun lalu, ada beberapa warga pemilik lahan ditawari agar mau menyewakan lahannya untuk kepentingan penambangan.  Lewat pendekatan intensif  disertai  iming-iming jasa sewa minimal Rp 5 juta.Â
Tanpa pikir panjang, Mulyono rela lahannya ditambang mengira, pasca ditambang lahan bakal bisa ditanami. Tetapi perkiraan itu meleset, sekarang ini tanah warga justru  tidak bisa digarap. Padahal ketika melakukan pendekatan terhadap pemilik lahan, penambang menawarkan sistem tebasan.Â
"Ketentuan penambangan selesai jika ketinggian sudah rata dengan lahan pertanian disekitarnya. Tetapi  karena hasilnya menjanjikan, pengerukan pasir kian tidak terkontrol. Bahkan penambang yang makin berhasrat meraup untung tidak lagi mempedulikan kesepakatan," ungkapnya.
Mulyono mengungkapkan, di Dusun Wonoroto terdapat lebih dari 80 petani. Dari jumlah itu 20 orang diantaranya juga punya lahan di kawasan penambangan. Bahkan Mulyono mengklaim pemilik lahan semuanya sudah menyewakan untuk ditambang. (Roy)