Anak Bawa Motor, Indikasi Krisis Eksistensi Orangtua

Photo Author
- Senin, 21 November 2016 | 18:16 WIB

BANTUL (KRJogja.com) - Kebiasaan anak dibawah umur mengendarai sepeda motor hampir terjadi disebagian besar sekolah di Bantul. Mulai jenjang SD, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA menjadi persoalan serius yang hingga kini belum dapat dicarikan jalan keluar. Alasan efisiensi kerap menjadikan dasar orangtua memberikan kesempatan putra putrinya bebas naik sepeda motor. Padahal tindakan tersebut cukup berisiko bagi keselamatan anak.

"Kami berusaha memberikan penyuluhan kepada siswa, guru, bagaimana siswa yang aspek umur belum memenuhi syarat tidak naik sepeda motor," ujar Kanit Binmas Polsek Srandakan AKP Supriyono ditemui usai jadi inspektur upacara di SD Gunungsaren Desa Trimurti Kecamatan Srandakan Bantul, Senin (21/11). Diacara itu juga dihadiri Kepala SD Gunungsaren Trimurti Srandakan Dumi Rahmawati SPd, Ketua Dewan Sekolah  SD Gunungsaren, Bayudi.

Supriyono mengatakan, era global sangat mempengaruhi tingginya mobilitas masyarakat secara umum. Keadaan itu juga berpengaruh terhadap pola kebidupan anak.  Padahal hal itu, melanggar UU Lalu lintas UU No 22 Th 2009.  Pihaknya berharap orangtua  menjaga masa depan anak anaknya dengan memberikan fasilitas sesuai kebutuhan. Jangan justru jadi kebanggaan ketika anaknya dibawah umur bisa naik motor.  Ketika anak dibawah umur sudah dibiarkan naik kendaraan, hal itu tidak sekadar membahayakan jiwa yang bersangkutan. Tetapi jiwa oranglain kerap dipertaruhkan. "Ketika anak yang belum cukup umur dibebaskan naik motor, itu juga berpengaruh pada pergaulan, " ujarnya.

Sementara Kepala SD Gunungsaren, Dumi Rahmawati mengatakan, pihaknya berusaha menghindari kebiasan itu dengan kerjasama bersama dewan sekolah dan wali siswa.  Terpisah Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Bantul Zahrowi menilai, kebiasaan anak dibawah umur naik sepeda motor justru jadi simbol eksistensi orangtunya. “Anak dibawah umur  naik motor jadi indikasi  terjadinya krisis eksistensi dari orangtuanya,” ujar Zahrowi. Pihaknya berharap orangtua jang sekadar mengejar prestise semata. (Roy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X