BANTUL (KRJogja.com) -Â Bupati Bantul Drs H Suharsono mengungkapkan, pemerintah Bantul punya komitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada penyandang disabilitas di Bantul. Sejauh ini persoalan kaum difabel di Bantul salah satunya dari aspek pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya beres. Diantaranya belum semua kaum difabel terjangkau jaminan hingga minimnya kesadaran dalam menjaga kesehatan.
“Persoalan kaum difabel di Bantul ini cukup komplek, salah satunya mereka belum semua 'tercover' jaminan program pemerintah, oleh karena itu kedepan pemerintah Bantul berusaha mereka semua masuk ke dalam jaminan,†ujar Suharsono disela mengunjungi program pelayanan Jamkesus Terpadu Kabupaten di Balai Desa Mangunan Dlingo Bantul, Rabu (12/10).
Suharsono mengungkapkan, pihaknya berusaha memberikan layanan kesehatan terbaik dan mudah diakses. Tidak harus datang ke rumah sakit besar, tetapi puskesmas punya komitmen juga bisa memberikan layanan kesehatan kepada disabilitas. Dalam kunjungannya itu Suharsono sempat memberikan motivasi secara khusus kepada keluarga Ny Sumini warga Dusun Rejosari Desa Terong Dlingo Bantul.
Perempuan kelahiran 20 Agustus 1979 ini tidak kuasa menahan haru mendengar pesan-pesan dari bupati Bantul itu. Sebagaimana diketahui, dua dari lima putra perempuan itu menderita penyakit pembesaran kepala atau 'Hidrocephalus'. “Kami merasa beban ini tidak kami tanggung sendiri, Pak Bupati Bantul ternyata memperhatikan warganya,†ujarnya berbinar.
Kepala Seksi (Kasi) Pemeliharaan Kesehatan Jamkesos DIY, Agus Priyanto MKes mengatakan, program layanan kesehatan bagi disabilitas di DIY harus dikonsep jemput bola dilapangan. Karena persentase warga difabel yang mengakses layanan kesehatan dengan datang ke puskesmas dan rumah sakit masih rendah. “Kami harus datang ke tengah-tengah warga, ini sebuah layanan kami dalam memberikan kemudahan mereka,†ujarnya. Jumlah penyandang disabilitas di DIY dikisaran angka 21 ribu, sementara untuk Bantul sekitar 6 ribuan. (Roy)