BANTUL (KRjogja.com) - Sejumlah penambang pasir tradisional di bantaran Sungai Progo Sambeng Desa Poncosari Srandakan Bantul dengan tegas menolak segala bentuk eksploitasi pasir dengan mesin atau alat berat. Warga khawatir masuknya alat berat bakal melenyapkan pasir yang sudah jadi sumber kehidupan secara turun temurun. Bahkan jika sampai pemerintah nekat memberikan ijin masyarakat siap melakukan perlawanan.
Suharmadi warga Sambeng, Selasa (19/7) mengungkapkan, warga tidak ingin sumber rezekinya dieksploitasi para pengusaha. “Umpama kawasan ini dikeruk alat berat, kami warga asli sini mau makan apa, jikapun ada yang kerja pasti tidak banyak,†ujarnya. Kondisi itu yang selama ini jadi alasan masyarakat sekitar bantaran Progo menolak eksploitasi pasir. Menurut lelaki legam itu, pemerintah mestinya tidak asal memberikan ijin bagi pengusaha berskala besar. Tetapi dilihat seberapa besar dampak sosial yang bakal dirasakan masyarakat sekitar.
Menurutnya, rakyat selama ini hanya menggantungkan hidupnya dari pasir sungai yang diambil secara manual. “Biarlah kami mengambil pasir ini dengan tangan untuk kehidupan keluarga. Umpama mau dikeruk dengan alat berat, rakyat kecil ini apa mau disingkirkan begitu saja,†jelasnya.
Sementara Kapala Satuan Polisi Pamong Praja Bantul, Hermawan Setiaji SIP MH mengungkapkan warga Sambeng dan sekitarnya dengan tegas menolak eksploitasi pasir dengan alat berat. “Memang pernah ada rencana sebuah perusahaan mau mengeruk pasir, tetapi waktu itu warga melawan,†jelas Hermawan. (Roy)