Krjogja.com - BANTUL - Sabina Thipani (Fafa), seorang seniman musik Yogyakarta, akan menampilkan pertunjukan musik berjudul Melambat di Jagongan Wagen, Sabtu (23/09/2023) mendatang. Fafa berkolaborasi dengan Anne Shakka (monolog), Ficky Tri Sanjaya (pantomim) dan Dimas Dwi Ananto Yuwono (drum). Dengan dukungan dari tiga seniman kolaborator tersebut, Fafa berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya secara perdana di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK).
Melambat merupakan pertunjukan musik kolaboratif yang melibatkan beberapa seniman dari berbagai lintas disiplin seni pertunjukan. Terinspirasi dari karya Menunggu Godot, sebuah lakon karya Samuel Beckett, Fafa menghadirkan momen melambat, berhenti, dan berefleksi dengan memadukan musik, monolog, juga pantomim. Bagi Fafa, lakon klasik yang dipentaskan pertama kali pada 1950an ini masih relevan dalam kondisi zaman yang serba gegas seperti sekarang.
Esensi melambat adalah mengenali diri. Mengenali kesedihan, luka, dan trauma yang kita alami dan rasakan. Di tengah dunia yang bergerak serba cepat dan pepat, kita seringkali mengabaikan perasaan-perasaan yang tidak nyaman tersebut. Alih-alih menghadapi dan memprosesnya, kita lebih memilih untuk melarikan diri ke dunia maya. Mengalihkan perhatian dengan membuka layar ponsel, mengunggah potret diri, berbelanja apa saja, atau bahkan berkeluh kesah dengan begitu mudah. Kita pun mulai terasing dari diri sendiri dan tercerabut dari kemanusiaan kita.
Dalam tuntutan zaman yang serba cepat dan terburu-buru, momen untuk berhenti sejenak dan berefleksi menjadi sangat langka dan berharga. Melalui karya Melambat ini, Fafa menggunakan musik sebagai medium untuk menciptakan momen tersebut. Sebagai medium ekspresi, musik mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, sebagai sarana ritual keagamaan, eksplorasi emosi, hingga representasi sosial.
Musik juga merupakan sebentuk bahasa verbal yang merepresentasikan kondisi sosial yang dicerap oleh seorang musikus. Ia kerap kali membawa pesan tertentu untuk disampaikan kepada para pendengarnya.
“Lagu-lagu yang akan saya sajikan dalam pertunjukan ini adalah lagu-lagu yang lahir dalam pergulatan saya berhadap-hadapan dengan dunia yang berjalan dengan serba cepat. Saya tidak selalu menang, tapi lagu-lagu ini adalah keberhasilan-keberhasilan kecil yang ingin saya bagikan dengan orang lain,” ucap Fafa.
Pada pertunjukan kali ini, pilihan untuk berkolaborasi dengan seniman lain juga merupakan salah satu hal penting. Mempresentasikan musik dalam sebuah pertunjukan multidisiplin merupakan upaya Fafa untuk membuka kemungkinan tafsir yang lebih luas akan karyanya. Sekaligus menciptakan ruang percakapan yang dinamis antara seniman dengan penonton, seniman dengan seniman lain, dan juga seniman dengan tim pendukung (PSBK).
Hal tersebut sesuai dengan spirit Jagongan Wagen sebagai ruang nJagong (bertemu dan bercakap-cakap) untuk mendiskusikan mendiskusikan gagasan dan kemungkinan baru dalam karya yang diproduksi di kompleks art-center PSBK.
Jagongan Wagen edisi September 2023 ini dapat ditonton dengan terlebih dahulu melakukan reservasi di www.psbk.or.id atau link reservasi https://bit.ly/ReservasiJWSeptember2023 mulai 15 hingga 22 September 2023 pukul 17.00 WIB dengan donasi minimum Rp30.000,- lewat scan QR code yang sudah disediakan. (*)