Pameran Anak Saba Sawah, Nostalgia Masa Lalu Bangkitkan Kreatifitas Anak

Photo Author
- Minggu, 22 Oktober 2023 | 06:15 WIB
Pembukaan Pameran ditandai dengan membunyikan mainan otok-otok. KR-Roby AS
Pembukaan Pameran ditandai dengan membunyikan mainan otok-otok. KR-Roby AS

 

KRjogja.com, BANTUL - Biennale Jogja Ke-17 tahun ini menggelar pameran Anak Saba Sawah bagi anak-anak sekolah dasar, menengah, dan atas. Pameran tersebut dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober sampai 16 November 2023 di Limasan Balai Budaya Karangkitri, Panggungharjo, Bantul.

Pameran Anak Saba Sawah melibatkan masyarakat sekitar, khususnya sekolah-sekolah
jenjang sekolah dasar, sekolah rumah (home schooling), dan sanggar di wilayah Desa
Panggungharjo dan Bangunjiwo sebagai partisipannya.

Koordinator Pameran, Karen Andini menjelaskan, pameran Anak Saba Sawah merupakan
salah satu rangkaian program Biennale Jogja 17. "Saba Sawah, yang dalam bahasa Jawa
berarti bermain di sawah, melalui judul pameran dan aktivitas yang dilakukan selama
pameran berlangsung, yaitu memberi ruang bagi anak mengenal lingkungan sekitarnya
melalui sawah. Sebagai sebuah ruang, ada berbagai aktivitas yang dilakukan di sawah yakni bercocok tanam, bertani, hingga bermain," jelas Karen (21/10/2023).

"Panggungharjo dipilih sebagai lokasi pameran karena terdapat lahan persawahan yang luas, permukiman penduduk yang banyak, serta pengolahan limbah organik. Secara khusus,
aktivitas warga untuk mengolah limbah organik menjadi kompos merupakan upaya
penyelamatan lingkungan di sekitar Panggungharjo," lanjutnya.

Baca Juga: 10 Ribu Tiket PSIM vs Persikab Ludes Terjual, Panpel Ingatkan Suporter di Mandala Krida

Karen mengatakan, selain memamerkan karya dari anak-anak ada juga aktivitas bersama
untuk merespons kondisi dan situasi di sekitar Karangkitri. "Pameran juga merupakan bentuk apresiasi karya dari anak-anak dan pameran ini juga menghadirkan berbagai workshop mulai dari membuat layanan dan mural," ungkapnya.

Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta, Alya Swastika menuturkan, pameran kali ini
membawa rasa nostalgia mainan masa lalu yang sangat jarang ditemui saat ini, sekaligus
memperkenalkan mainan tradisional kepada anak-anak karena mainan tradisional tersebut
dapat dicoba oleh anak-anak. "Pada pameran ini, kita tidak hanya melibatkan seniman
profesional tetapi kita juga melibatkan masyarakat sekitar dan anak-anak," tuturnya.

Ketua PKK Desa Panggungharjo, Umi Haniah mengungkapkan, dengan diadakannya pameran ini
diharapkan anak-anak mulai mengenal lingkungan sekitar. "Serta dengan kegiatan ini
diharapkan mampu memberikan ruang kepada anak-anak untuk menyalurkan kreativitas dan
aktivitas agar tidak terbelenggu dengan gadget," pungkasnya. (*-1)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X