KRjogja.com, BANTUL - Beberapa komodite kebutuhan masyarakat di Bantul mengalami kenaikan harga, terutama harga cabe mengalami kenaikan yang signifikan, semula Rp 25.000 per Kg, melejit menjadi Rp 60.000 per Kg.
Menurut Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan ( KUKMPP) Bantul, Drs Agus Sulistiyana MM ada tiga komodite yang mengalami kenaikan yang membuat pemerintah menaruh perhatian, yakni harga cabe, beras dan gula.
"Tetapi untuk beras dan gula tetap ada stok. Kalau harga sudah mahal, tidak ada stok akan menimbulkan kerawanan atau keributan," kata Agus, Rabu (8/11).
Karena itu pemerintah sudah menaruh perhatian melalui Bulog, kemudian juga ada suport dari DIY dengan operasi pasar. Gubernur DIY juga minta kepada seluruh jajaran untuk mencari dimana letak dan penyebab harga cabe bisa membubung tinggi.
Baca Juga: Innalillahi, Dikira Tidur Ternyata Pujud Meninggal di Teras Mushola
Menurut Agus, kalau musim saat ini bertumbuhan cabe mengalami kesulitan karena kurang air, walaupun cabe juga tidak membutuhkan banyak air. Maka yang menyebabkan tingginya harga cabe karena produktifitasnya berkurang, sementara kebutuhan cabe tidak akan berkurang, otomatis harga cabe meningkat.
"Apalagi sekarang, dengan berkembangnya UKM maka kebutuhan cabe semakin banyak. Sekarang inovasinya dengan menu yang pedas- pedas kok, seperti ada ayam jerit yang pedasnya pol," kata Agus.
Upaya untuk menstabilkan harga, Dinas KUKMPP berkolaborasi dengan Bulog dan distributor mengadakan pasar murah di wilayah yang rawan pangan.
Agus berharap, musim kemarau segera berakhir dan segera turun hujan. Jika sudah turun hujan petani bisa bercocok tanam, maka hasil panen dari petani akan menurunkan beberapa harga pangan. (Jdm)