Krjogja.com - BANTUL - Gelaran Jogja Fashion Week (JFW) 2023 hadir kembali di Jogja. Kali ini ada yang spesial pada even JFW dengan kiprah para desainer muda tanah air. Bertema ‘Transformasi Menuju Jogja Kota Fesyen Dunia’ merupakan rangkaian acara mulai dari pameran, edukasi dan show, pada bidang fashion.
Jogja Fashion Week diselenggarakan oleh Pemda DIY bekerjasama dengan berbagai pihak untuk masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya. Juga sebagai upaya mewujudkan Jogja sebagai pusat fashion dunia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti yang sempat mengunjungi stan Yumna Shiba mengatakan desainer-desainer sebagai pemeran utama dalam mewujudkan Jogja sebagai pusat feshion dunia bisa mengikuti program-program yang dilakukan Disperindag DIY. Menurutnya fashion sebagai bagian dari mahakarya industri kreatif dan memiliki kekayaan intelektual.
"Kita banyak program untuk mewujudkan itu. Misalnya ada inkubasi bisnis, bisnis matching, bahkan beberapa pelatihan untuk mensupport bisnis fashion baik ajanng nasional maupun internasional," kata Syam.
Ajang JFW menjadi media komunikasi dan interaksi para pelaku usaha dibidang fashion, serta media transaksi antara pelaku usaha dengan konsumennya. Sehingga terjalin komunikasi ekonomi yang baik dan berkelanjutan.
Sementara salah satu desainer Gen Z yang telah memiliki prestasi internasional seperti di ajang New York Indonesia Fashion Week yakni Yumna Shiba memilih mendesain brand sendiri yang lebih style casual maskulin, feminim sporty dan formal.
Untuk desainnya sendiri ia lebih menggunakan laser megamendung yang berasal dari Cirebon sebagai identitas brand Yumna Shiba. Untuk ciri khas dari nashiba sendiri lebih ke motif megamendung dan sekarang mengembangkan desain bikers, untuk para riders jadi lebih casual maskulin.
"Desain ini juga untuk wanita dan pria, untuk sekarang kita sudah keluarkan tiga koleksi. Bikers untuk para rider, the fourth metamorfosis untuk orang kerja, defense untuk yang kerja dan hangout," jelas Yumna.
Desainer berusia 19 ini telah mendirikan brand ini dua tahun lalu dimana awalnya membuka store di kota Bandung, kemudian memperluas brandnya di Jogja. Selain itu ia juga menampilkan karya yang ditampilkan yakni bikers, default metamorfosis dan defense, tapi untuk lebih utamanya adalah bikers.
"Bikers ini lebih ke arah jaket kulit yang diperuntukkan para riders, seperti bikers yang naik motor besar, vespa maupun lainnya. Karena saya suka dengan megamendung, ayah dari Cirebon dan saya senang banget untuk mengukir, kemudian megamendung menjadi first love saya untuk digambar," jelasnya.
Gelaran Jogja Fashion Week ini menjadi salah satu event untuk newujudkan Jogja sebagai Ibu Kota Fashion Dunia yang merupakan sebuah cita-cita yang muncul seiring dengan berkembangnya para perancang mode, trend fashion dan industri fasyen berkelas dunia di DIY.
"Potensi desain Indonesia ke luar negeri itu sudah bagus banget, karena waktu di New York Fashion Week Fashion show di sana mereka itu komentarnya sangat tertarik dengan wastra Indonesia dan desain di Indonesia," pungkas Yumna.
Pada tahun ke-18 Pelaksanaannya, Jogja Fashion Week menghadirkan rangkaian fashion show selama 4 hari dengan 100 lebih fashion designer, 12 sesi penampilan, 600 lebih koleksi baru.
Pameran yang diikuti lebih dari 200 brand fashion yang terdiri dari 105 booth ukuran 3 x 3, 12 booth ukuran 6 x 6, 4 Booth ukuran 6 x 9 terdiri dari produk fesyen, aksesoris, leather, jewerly, batik, ecoprint dan produk mode yang lain. (*)