Krjogja.com - BANTUL - Kepala Dinas Pertanian Bantul Ir Joko Waluyo SPt MSi meminta kepada petani di Bantul untuk segera mengolah lahannya ditanami padi pada masa tanam satu (MT-I), termasuk pada bulan Januari 2024 ini dan segera memanfaatkan subsidi pupuk.
Menurut Joko dengan serempak menanam padi dan memanfaatkan subsidi pupuk pada masa tanam satu akan menghasilkan panen padi yang optimal. "Sehingga mampu memenuhi swasembada pangan di Bantul ke depan," papar Joko, Sabtu (06/01/2024).
Luas lahan pertanian di Bantul mampu untuk pemenuhan Indeks Pertanaman (IP) Padi 400, yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi padi tanpa memerlukan tambahan fasilitas irigasi dan pembukaan lahan baru. Konsepnya adalah dalam satu tahun di hamparan sawah yang memiliki irigasi sepanjang tahun dapat ditanami padi empat kali.
Baca Juga: PSIM Tahan Semen Padang 1-1 Bawa Pulang Poin Berharga ke Jogja, Begini Kata Kas Hartadi
Joko memaparkan, karena dampak elnino, produksi pertanian di Bantul tahun 2023 mengalami penurunan luas panenan padi dibanding tahun 2022. "Luas panenan padi tahun 2022 ada 3.500 hektar, tahun 2023 turun menjadi sekitar 2.800 hektare. Tetapi Bantul masih tetap surplus 85.000 ton gabah kering giling," jelasnya.
Penurunan luas panen padi di Bantul saat terjadi elnino, karena petani yang biasanya menanam padi beralih menanam poliwijo dan holtikultura. Untuk poliwijo paling banyak kacang tanah dan jagung, sehingga tanaman poliwijo terjadi peningkatan 200 persen, atau dari 500 hektare menjadi 2.000 hekatere. Sedangkan tanaman holtikultura cabe dan bawang merah.
Baca Juga: NDX AKA Rilis Pesan Hanya Mau Terima 10 Job
Sementara tanaman kedele terjadi penurunan, karena minat petani untuk menanam kedele semakin berkurang. Hal itu karena daya tumbuh hanya 60- 65 persen. Kadangkala benih terlambat datang, padahal kedele tidak bisa tahan lama dalam penyimpanan.
Kemudian jaminan harga jual petani masih merasa ragu. Menurut hitungan petani jika harga kedele kurang dari satu setengah harga beras masih dirasa rugi. "Jadi jika harga beras Rp 14.000 per Kg, maka harga kedele setidaknya harus Rp 20.000," pugkas Joko. (Jdm)