KRjogja.com, Bantul - Eco-Edu wisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Konsep berwisata sambil belajar dapat diakomodir dengan program Eco-Edu Wisata salah satunya DIY yang merupakan kota pelajar sekaligus tujuan wisata.
Di sisi lain, masalah sampah yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan, masih menjadi permasalahan fundamental di DIY termasuk Bantul.
Jumlah sampah yang dibuang di TPA mencapai 180 ton per hari, baik yang sudah dipilah maupun belum.
Sehingga perlu adanya suatu program yang bisa mensinergikan konsep pengelolaan sampah dengan wisata edukasi terkemas.
Menyikapi permasalahan ini, mahasiswa KKN UAD periode 119 dari unit XII.B.1, XII.B.2 dan XII.B.3 yang ditempatkan di Padukuhan Puluh Kidul, Srandakan dan Gunungsaren, Kalurahan Trimurti Srandakan Bantul, mengadakan kegiatan Perintisan Eco-Edu Wisata. Kegiatan berlangsung di Padukuhan Puluhan Kidul.
Kegiatan Perintisan Eco-Edu Wisata ini menghadirkan narasumber sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr Dian Eka Wijayanti SSi MSi.
Selain itu juga ada Kepala Dukuh Puluhan Kidul, Ketua Pokgiat Padukuhan Puluhan Kidul dan Ketua Pokgiat Wanita Tani Padukuhan Srandakan.
Rangkaian kegiatannya Sosialisasi Program Eco-edu wisata, Pelatihan Manajemen Eco-Edu Wisata, Pelatihan Pengolahan Sampah, Pelatihan Ecoprint dan Pelatihan Mengolah Kuliner Tahu.
Dian Eka Wijayanti, memberikan materi dan pelatihan kepada peserta kegiatan Manajemen Eco-Edu Wisata, pelatihan membuat ecoprint dibantu oleh mahasiswa KKN yang memberikan pengetahuan tentang teknik pengolahan sampah dan teknik mengolah kuliner tahu.
"Program ini diharapkan dapat menjadi alternatif Ecowisata baru di Bantul, memberikan alternatif tambahan pendapatan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan," kata Dian.
Masyarakat diajarkan berkarya dengan cara membuat motif pada kain menggunakan bahan-bahan alami seperti daun dan bunga yang didampingi oleh DPL dan mahasiswa KKN UAD.
Teknik yang digunakan dalam praktik eco print ini ada teknik blanket, teknik pounding dan teknik mirror.
Selain itu juga digelar Pelatihan Manajemen Eco-Edu Wisata yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola wisata edukasi yang berwawasan lingkungan.
Pelatihan Hand on Sciences untuk meningkatkan minat dan bakat anak-anak di bidang sains. Ibu-ibu diajarkan cara membuat berbagai eksperimen sederhana dan menyenangkan yang dapat dilakukan bersama anak-anak mereka.
Ada pula pelatihan pengolahan sampah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Peserta pelatihan diajarkan cara memilah, mengurangi, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah menjadi produk yang bermanfaat.
Tak kalah menarik, pelatihan pembuatan tahu susu. Tujuannya memberikan keterampilan kepada masyarakat dalam membuat tahu susu yang sehat dan lezat. Peserta pelatihan diajarkan cara memilih bahan, mengolah kedelai, mencampur dengan susu, membentuk dan menggoreng tahu susu.
Meskipun pelatihan Pembuatan Tahu Susu dan Pengolahan Sampah hanya berfokus pada pemberian materi, antusiasme masyarakat tetap tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki keinginan untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan mereka dalam berbagai bidang. (Sal)